Mungkin karena aku saat ini terlalu fokus pada bisnis wiraswasta-ku. Hasilnya sangat lumayan sih, jadi membuatku agak mengabaikan skripsiku itu. Tetapi aku berniat untuk mulai mengerjakannya lagi di tengah2 kesibukan mengerjakan proyek-proyek bisnisku. Bangga juga bila mempunyai gelar nanti, dan terlebih hal itu bisa membuat orang tuaku senang.
Semenjak aku kenal dengan Tante Karen, seperti kuceritakan dulu di ‘Beli Mobil Berbonus Sex’, aku jadi ketagihan bermain sex. Aku selalu memikirkan hal itu, terutama bila setelah beberapa hari tidak ada penyaluran. Memang aku mempunyai pacar, tetapi dengan Lia pacarku itu, aku hanya bercumbu saja dan tidak sampai berhubungan lebih jauh. Dia memang ingin mempertahankan mahkotanya sampai menikah nanti.
Berhubung sekarang aku sudah mempunyai penghasilan, aku bisa menggunakannya sebagian sebagai ‘biaya’ kenakalanku. Kadang aku dan temanku pergi hunting ABG-ABG yang sering nongkrong di mall atau tempat nongkrong lainnya. Hanya saja aku lebih suka kalau mengencani Tante2 yang kesepian, selain banyak pengalaman, juga bebas risiko dari PMS.
Aku juga masih sering berhubungan dengan Tante Karen, dan juga teman-temannya. Memang Tante Karen ini memperkenalkanku dengan beberapa temannya yang kesepian. Mungkin lain kali aku akan menceritakan pengalaman nikmatku dengan mereka, tetapi saat ini aku ingin menceritakan kejadian lain beberapa hari yang lalu.
Malam itu aku sedang suntuk di tempat kosku. Aku perlu refreshing setelah mengerjakan salah satu proyek pesanan klienku. Kutelepon Lia untuk kuajak nonton, tetapi ternyata dia bilang bahwa dia sedang sibuk mengerjakan tugas kuliahnya yang sudah mendekati deadline.
Akhirnya kuputuskan saja untuk membeli DVD sekalian makanan untuk malam nanti. Di dekat tempat kosku, memang terdapat penjual DVD bajakan. Sudah sering aku beli DVD di tempat itu, malahan aku sudah kenal cukup dekat dengan penjualnya. Kadang saat aku beli DVD, uang kembaliannya aku beri untuk dia. Umurnya sekitar 25 tahunan dan berbodi seksi. Namanya Via, dan orangnya memang agak genit. Kalau dilihat sekilas, ada miripnya dengan Della Puspita. Tidak mirip sekali sih, tapi lumayan cantik. Hanya bodinya jauh lebih seksi jika dibandingkan aktris sinetron itu.
“Hai.. Mbak. Ada film baru nggak?” tanyaku setelah sampai di tempatnya berjualan.
“Ada Juan.. Nih pilih aja sendiri” katanya sambil menyodorkan setumpuk DVD. Kulihat DVD tersebut satu persatu. Ada beberapa yang menarik, seperti ‘The Terminal’-nya Tom Hanks dan ‘Collateral’-nya Tom Cruise.
“Mbak, dicoba dulu dong” kataku sambil menyerahkan kedua DVD itu padanya.
Mbak Via pun kemudian mencoba DVD itu di playernya. Kuperhatikan malam itu dia tampak seksi sekali, dengan T-shirt ketat yang menonjolkan keindahan payudaranya. Tubuhnya tampak padat berisi, dengan rok mini dari bahan jeans yang semakin menambah keseksiannya.
“Ya udah deh.. Saya ambil Mbak”
“Sedang sendirian nih Juan? Nggak pergi sama pacar?” tanyanya.
“Iya Mbak. Sedang suntuk nih, makanya saya beli DVD” sahutku.
“Mau yang lebih seru nggak?” tanyanya lagi sambil tersenyum genit.
“Boleh.” jawabku.
Dia pun lalu mengambil bungkusan plastik hitam dari balik lacinya, dan menyerahkannya padaku. Kulihat isinya, ternyata DVD porno.
“Wah.. Kalau beli ini nontonnya nggak bisa sendirian nih” pancingku.
“Emang perlu Mbak temenin?” godanya.
“Siapa takut.. Bener nih?” tanyaku. Aku senang sekali mendengarnya. Aku merasakan penisku sudah mulai tegang membayangkan nikmatnya tubuh Mbak Via.
“Tapi nanti ya Juan.. Satu jam lagi aku off. Jemput aja aku nanti”
Akhirnya setelah janjian dan membayar DVD yang kuambil, 2 DVD biasa dan satu DVD porno, aku pun pergi dahulu untuk makan malam sambil menunggu Mbak Via pulang. Aku pergi ke restoran fast food yang berada tak jauh dari tempat penjualan DVD itu. Tak sabar aku menunggu satu jam lagi..
Singkat cerita, Mbak Via telah berada dalam mobilku. Aku pun memacu mobil kembali ke tempat kosku.
“Ih.. Kok ngebut sih Juan? Udah pengen ya?” godanya genit.
“Iya nih Mbak.. Juan udah pengen diajarin Mbak” sahutku asal.
“Ah.. Pasti kau udah pinter kan..” jawabnya sambil menyilangkan kakinya. Paha mulusnya makin menambah gairahku.
“Kamu kalau main kuat berapa lama Juan? Jangan cepet lho.. Puasin Mbak dulu ya?” tanyanya lagi genit.
“Iya pasti Mbak puas deh..”
“Habis tunangan Mbak kalau main cepet banget..” katanya lagi. Pantas jadi genit begini, pikirku.
Sesampainya di tempat kosku, aku langsung masuk ke kamarku bersama Mbak Via. Memang di tempat kosku ini, kamarku agak terpencil hingga bebas saja membawa siapa pun masuk ke tempat kosku ini.
Kunyalakan AC dan TV-ku. Segera kupilih DVD porno yang berjudul ‘Sporty Babes 2′ dan kunyalakan DVD playerku. Aku pun kemudian beranjak menuju ranjang dimana Mbak Via telah menunggu. Kami kemudian menikmati tontonan seru itu. Di layar TV tampak seorang gadis bule cantik sedang disetubuhi di tempat permainan bowling. Desahan suara gadis itu begitu menggairahkan. Tampak laJuan mainnya sangat menikmati keindahan tubuh gadis itu saat menyetubuhi sambil menghisapi payudaranya.
Nafas Mbak Via sudah memberat di sebelahku. Tangannya mulai meremasi tanganku. Kupalingkan wajahku menatapnya, dan Mbak Via langsung melumat bibirku. Diciuminya aku dengan penuh gairah. Lidahnya mulai menerobos masuk ke dalam rongga mulutku, yang kemudian kuhisap gemas. Tanganku pun mulai meremasi payudaranya yang kenyal dari balik T-shirtnya yang ketat.
“Sebentar.. Mbak buka dulu ya” katanya sambil melepaskan T-shirt putih yang dipakainya. Tampaklah payudaranya yang besar dibungkus BH berwarna krem. Puting payudaranya tampak menonjol di balik kain BH-nya itu.
“Ayo kamu yang buka BH-nya Juan” ujarnya menggoda.
Tanganku langsung membuka kaitan BH di punggungnya. Lalu kuturunkan tali penyangga dari pundaknya, dan terpampanglah payudara Mbak Via di depanku. Payudara yang ranum dan besar, dengan putingnya yang menonjol menantang. Kuusap-usap dan kupilin perlahan puting payudara Mbak Via yang manis ini, sambil kemudian kuciumi lagi bibirnya.Agen Domino 99 Terpercaya
“Ayo Juan, tunggu apa lagi. Isap susu Mbak dong” pintanya. Sambil berkata demikian, tangan Mbak Via agak menekan kepalaku ke bawah menuju dadanya. Tanpa menunda waktu lagi kujilati seluruh permukaan payudaranya.
“Ohh..” lenguh Mbak Via ketika lidahku mengenai putingnya yang telah menonjol keras.
Erangannya semakin menjadi ketika kuhisap putingnya sambil sesekali kugigit perlahan. Sementara aku menghisapi payudaranya yang sebelah kiri, tanganku mempermainkan payudara yang sebelahnya. Tangan Mbak Via mengusap-usap rambutku sambil terus mengerang nikmat.
“Iya Juan.. Bener gitu.. Aduh.. Enak.. Oh..” erang Mbak Via sambil meliuk-liukkan badannya. Aku pun semakin bernafsu menghisapi dan menjilati payudaranya yang kenyal itu.
Kulirik layar TV, dan di layar terpampang adegan dimana seorang gadis bule berambut pirang sedang dijilati vaginanya di atas sebuah meja billiard. Erangan gadis tersebut dari suara TV bercampur dengan suara lenguhan Mbak Via yang sedang kulahap payudaranya.
“Ayo Juan.. Mbak ajari seperti itu” ujarnya sambil menarik rambutku dan menunjuk ke layar TV. Kemudian didorongnya pundakku menuju ke arah bawah.
“Cepet buka celana Mbak” katanya lagi.
Aku pun kemudian mengangkat rok jeans mininya dan tampaklah celana dalam warna krem berenda yang dipakainya. Kubuka celana dalam itu, dan tampaklah liang keJuanitaannya dengan rambut yang tercukur rapi. Tangan Mbak Via mengelus-elus kemaluannya sendiri, sambil matanya menatapku genit.
“Ayo Juan. Mbak pengen ngerasain jilatanmu di sini” katanya lagi sambil tangannya masih sibuk mengusap-usap vaginanya.
Kudekatkan kepalaku ke liang keJuanitaannya, dan kujulurkan lidahku. Perlahan kujilati vaginanya. Tubuh Mbak Via menggelinjang hebat kala itu, sambil mulutnya mengerang dan meracau nikmat.
“Ohh.. Juan.. Ya.. Jilati terus Juan.. Enak.. Ohh..”.
Sambil melenguh, tangannya menekan kepalaku ke selangkangannya, dan akupun dengan penuh gairah menikmati liang vagina Mbak cantik ini. Erangannya semakin keras dan tubuhnya meliuk-liuk liar ketika aku menghisapi klitorisnya.
“Terus Juan.. Oh.. Oh..” sambil mengerang Mbak Via meremas-remasi payudaranya sendiri.
“Ayo Juan, kamu tidur di sini” katanya sambil bangkit dari ranjang.
“Mbak ajari posisi yang lebih enak”
Aku pun patuh dan tidur telentang di ranjang. Sementara kulihat sekilas di TV, si gadis bule cantik sedang disetubuhi secara doggy style di atas meja billiard. Erangan suara dari TV menambah erotis suasana di dalam kamarku. Mbak Via kemudian naik ke atas wajahku.
Diturunkannya tubuhnya, sehingga liang keJuanitaannya tepat berada di atas mulutku. Kujulurkan lidah, dan Mbak Via kemudian menggoyang-goyangkan pantatnya di atas wajahku. Erangan Mbak Via kembali bersaing dengan erangan dari DVD porno di TV.
“Oh.. Oh..” erang Mbak Via sambil pantatnya terus bergoyang-goyang mencari kepuasan.
Kujilat dan kuciumi dengan penuh gairah vagina Mbak manis ini. Tangan Mbak Via memegang pinggiran ranjang di atas kepalaku, sementara tubuhnya terus bergoyang mencari kepuasan birahi. Beberapa lama kemudian, goyangan pantat Mbak Via semakin menjadi.
“Oh.. Juan.. Mbak hampir sampai.. Ohh..” lenguhnya panjang. Tubuhnya menegang, dan saat itu banyak cairan nikmat keluar dari vaginanya. Kuhisap habis cairan keJuanitaan itu, dan tak lama Mbak Via pun menjatuhkan tubuhnya di sebelahku.
“Kamu hebat Juan.. Dengan Mas Joko belum pernah aku orgasme seperti tadi” katanya sambil tangannya mengusap-usap dadaku.
“Mbak istirahat sebentar ya” katanya lagi.
Sebenarnya nafsuku sudah memuncak, tetapi aku tak mau memaksa Mbak seksi ini untuk melayaniku saat itu juga. Kami pun lalu kembali menonton DVD porno yang masih terpampang di layar TV. Di layar tampak sekarang seorang gadis bule berambut pirang sedang bermain tenis dengan seorang pria. Setelah bermain, mereka beristirahat dan mulai bercumbu. Si gadis bule tersebut lalu membuka celana si pria dan tampak terkejut melihat ukuran penisnya yang besar.
“Oh.. my god.. I love it.. So big” desah si gadis sebelum memasukkan penis itu ke dalam mulutnya.
Tampak gairah Mbak Via kembali bangkit melihat adegan itu.
“Punyamu besar begitu nggak Juan?” tanyanya sambil tangannya mulai meraba kemaluanku.
“Lumayan deh Mbak. Memang Mbak suka yang besar ya?”
“Iya. Semakin besar Mbak semakin suka” jawabnya genit.
“Ya udah Mbak lihat aja sendiri” kataku.
Mbak Via tersenyum dan mulai membuka celana panjangku.
“Ih.. Besar juga punyamu Juan. Sampai celananya nggak cukup tuh”
Memang karena nafsuku sudah memuncak, kepala penisku tampak mencuat keluar tak tertampung celana dalamku. Mbak Via tak sabar membuka celana dalamku. Tangannya kemudian mengocok perlahan senjata kelelakianku itu.
“Ih.. Keras banget.. Mbak suka kontol yang kayak gini. Besar, panjang, dan keras. Pasti cewek kamu puas ya.” katanya lirih.
Wajah Mbak Via kemudian mendekati selangkanganku. Hembusan nafasnya terasa hangat di kulit kemaluanku ketika dia mengamati penisku dengan pandangan gemas. Rasa nikmat yang luar biasa menjalar tubuhku ketika lidah Mbak Via yang cantik ini mulai menari di kepala penisku.
Dijilatinya kepala penisku berikut batangnya. Setelah itu dengan rakus dikulumnya batang kemaluanku. Srrpp.. Srpp.. Bunyi itu yang terdengar ketika Mbak Via memaju-mundurkan kepalanya menghisapi penisku.
“Ahh.. Kontolmu enak Juan.. Mbak suka.. Hmm” desah Mbak Via ketika dia menghentikan kulumannya untuk menjilati batang kemaluanku.
Sesaat kemudian, penisku kembali menyesaki mulutnya yang haus kejantanan lelaki itu. Sementara mulutnya menikmati kejantananku, tangan Mbak Via mengelus-elus buah zakarku. Aku tak kuasa lagi untuk menahan erangan nikmatku. Tanganku pun meremas-remas rambut Mbak Via gemas.
Mbak Via semakin cepat menghisapi penisku. Kadang mulutnya dimiringkan, sehingga penisku membuat pipinya tampak menggelembung. Tangannya pun semakin cepat mengocok batang kemaluanku. Kemudian dikeluarkannya penisku dari mulutnya, dan kembali dijilatinya seluruh permukaan penisku sambil tangannya mengurut-urut buah zakarku.
“Keluarin di mulut Mbak Juan.. Mbak pengen minum spermamu..” katanya dengan nada memerintah.
Aku tentu tak menolak perintahnya. Memang aku sudah tidak tahan lagi. Sambil mengerang nikmat, aku pun mengalami ejakulasi. Saat itu, Mbak Via malah kembali mengulumi kemaluanku, sehingga spermaku pun masuk ke dalam mulutnya. Mbak Via kemudian menjilati kemaluanku sampai bersih.
“Enak Juan..?” tanyanya sambil menjilati spermaku di sudut bibirnya.
“Enak Mbak..” jawabku lemas.
Kami pun lalu kembali beristirahat sambil menonton tayangan DVD. Kali ini dilayar tampak seorang gadis ABG bule berambut coklat sedang belajar memancing. Tak lama gadis itu sudah bercumbu dengan pelatihnya. Si gadis ABG menaiki tubuh laJuan mainnya, dan mulai memompa tubuhnya naik turun.
Sementara si aktor, seorang lelaki setengah baya, meremasi payudara gadis tersebut yang bergelantungan indah. Adegan persetubuhan lalu dilanjutkan dengan gaya doggy style. Tak lama kami pun kembali terangsang.
“Juan.. Mbak pengen seperti itu. Mbak pengen ngerasain ngentotin kontolmu. Pasti lebih enak daripada punyanya Mas Joko” katanya sambil meraba kemaluanku dan mulai menciumi bibirku.
Mbak Via melepaskan rok mininya yang masih tersisa, lalu menaiki tubuhku dan mengarahkan kemaluanku pada lubang keJuanitaannya.
“Ohh..” desahnya saat penisku mulai menerobos liang vaginanya.
Dia pun mulai memompa kemaluanku naik turun. Terkadang dia pun mengoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan. Suara deritan ranjang, erangan Mbak Via, serta erangan suara dari DVD memenuhi kamar kosku. Walaupun AC kamar telah dinyalakan, tetap saja tubuh kami berkeringat.
Tetesan peluh itu mengalir dari wajah Mbak Via membasahi payudaranya. Aku segera membuka T-shirt yang masih aku pakai, ingin memamerkan tubuhku yang tekun kupahat di gym. Sementara itu, Mbak Via terus bergoyang menikmati kejantananku. Tanganku tak ketinggalan meremasi payudaranya yang kenyal. Cukup lama kami bersetubuh dengan gaya ini.
“Ayo Juan.. Sekarang Mbak pengen dientotin dari belakang” katanya setelah dia keluar untuk yang kedua kalinya, sambil bangkit dari tubuhku. Dia kemudian menungging sambil tangannya memegang ujung ranjang. Aku pun segera memasukkan penisku kembali ke dalam vaginanya.
“Ohh.. Enak Juan.. Terus Juan.. Ohh.. Yang cepat.. Ohh” desah Mbak Via saat kupompa tubuhnya. Tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang menggemaskan. Terkadang kuremas pula pantatnya yang bulat padat menantang.
“Ayo Juan.. Mbak hampir sampai.. Terus Juan.. Oh.. Ohh.. Ohh..”
Tubuh Mbak Via kembali mengejang, lalu rebah lemas di atas ranjang. Kali ini aku tak mau lagi ‘menggantung’. Kubalikkan badan Mbak Via dan kuarahkan penisku kembali ke liang vaginanya yang telah licin oleh cairan orgasmenya. Kugenjot tubuh Mbak yang seksi ini dengan gaya missionary.
“Eh.. Eh..” demikian erangan yang keluar dari mulutnya seirama dengan genjotan tubuhku.
“Hisapi putingku Mbak” kataku.
Mulut Mbak Via pun kemudian menghisapi puting dadaku sementara aku menggenjot tubuhnya. Tak lama Mbak Via pun keluar untuk yang ketiga kalinya, dan aku memberikannya kesempatan sessat untuk beristirahat. Lalu kuminta lagi berganti posisi. Masih di atas ranjang, kubuka kakinya yang indah itu lebar-lebar, lalu kutumpangkan ke bahu bidangku.
Lalu dengan dituntun tangannya, kudorong penisku masuk kembali ke liang surganya, dan mulai kupompa dia seperti tadi. Gerakan pompaanku semakin keras, liar, dan bertenaga seiring dengan mulai basahnya kemaluannya.
Dalam posisi ini, aku memegang kakinya erat-erat, sementara Mbak Via asyik mengerang-erang kenikmatan. Cukup lama menggenjotnya di posisi ini. Tak lama aku pun tak tahan lagi menahan ejakulasiku yang kedua. Wajah cantik Mbak Via ditambah dengan erangannya setelah orgasmenya yang keempat, serta jepitan vaginanya yang nikimat di kelaminku membuatku segera mencapai puncak.
“Aku sampai Mbak.. Ahh” jeritku tertahan ketika aku menyemburkan spermaku dalam rahimnya.
Kami pun terbaring lemas di atas ranjang. Puas sekali rasanya menyetubuhi Mbak Via nan ayu ini. Kunyalakan sebatang rokok untuknya. Kami kemudian mengobrol dan bercanda sambil tiduran di atas ranjang.
“Juan.. Anterin aku pulang ya” katanya setelah dia menghabiskan rokoknya.
“Lho.. Udah malam Mbak nanggung. Nginep di sini aja”
“Wah jangan Juan.. Besok pagi Mas Joko mau jemput aku berangkat kerja. Aku juga nggak bawa pakaian ganti” jawabnya.