Gadis Perawan Yang Diperkosa

Hari itu Risa terlambat bangun untuk berangkat sekolah, padahal sebelumnya dia selalu bangun lebih pagi. Mungkin semalam keasyikan nonton acara TV, sehingga pagi ini dia harus buru-buru kalau tidak ingin terlambat sampai di SMA. Risa adalah pelajar kelas 1, minggu depan dia akan berulang tahun yang ke-15.

Dengan wajah yang manis, rambut sebahu, kulit putih bersih, mata bening dan ukuran payudara 34B, tak heran Risa selalu menjadi incaran para lelaki, baik yang sekedar iseng menggoda atau yang serius ingin memacarinya. Tetapi sampai hari ini Risa belum menjatuhkan pilihannya.

Alasannya cukup klasik, “Maaf ya.., kita temenan aja dulu.., soalnya saya belum berani pacaran.., khan masih kecil, ntar dimarahin ortu kalau ketahuan..” begitu selalu kilahnya kepada setiap lelaki yang mendekatinya.

Begitulah Risa, gadis manis yang belum terjamah bebasnya pergaulan metropolis seperti Jakarta tempatnya tinggal. Risa mungkin akan cukup lama bertahan dalam keluguannya kalau saja peristiwa itu tidak terjadi.

Pagi itu selesai menyiapkan diri untuk berangkat, Risa sedikit tergesa-gesa menjalankan Honda Supra-nya. Tanpa disadarinya dari kejauhan tiga pasang mata mulai mengintainya. Budi (25 tahun) mahasiswa salah satu PTS yang pernah ditolak cintanya oleh Risa, hari itu mengajak dua rekannya (Johan dan Jason) yang terkenal bejat untuk memberi pelajaran buat Risa, karena Budi yang playboy paling pantang untuk ditolak, apalagi oleh gadis ingusan macam Risa.

Tepat di jalan sempit yang hampir jarang dilewati orang, Budi dan kawan-kawan memalangkan Toyota Land Cruser-nya, karena mereka tahu persis Risa akan melewati jalan pintas ini menuju sekolahnya. Sedikit kaget melihat mobil menghadang jalannya, Risa gugup dan terjatuh dari motornya. Budi yang berada di dalam mobil beranjak keluar.
“Hai yul.., jatuh ya..?” kata Budi dengan santainya.

“Apa-apaan sih kamu..? Mau bunuh aku ya..?” hardik Risa dengan wajah kesal.
“Nggak.., cuman aku mau kamu jadi pacarku, jangan nolak lagi lho..! Ntar..” kata Budi yang belum sempat menyelesaikan kata-katanya.
“Ntar apa..?” potong Risa yang masih dengan wajah kesal.
“Ntar gue perkosa lo..!”
“Sialan dasar usil, cepetan minggir aku udah telat nih..!” bentak Risa.

Air mata di pipinya mulai menetes karena Budi tetap menghalangi jalannya.
“Budi please.., minggir dong..!” pintanya sudah tidak sabaran lagi.
Budi mulai mendekati Risa yang gemetar tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi bajingan ini. Tiba-tiba dari arah belakang sebuah pukulan telak mendarat di tengkuk Risa yang membuatnya pingsan seketika. Rupanya Johan yang sedari tadi bersembunyi di balik pohon bersama delapan orang lainnya sudah tidak sabar lagi.
“Ayo kita angkut dia..!” perintah Budi kepada teman-temannya.

Singkat cerita, Risa dibawa ke sebuah rumah kosong di pinggir kota. Letak rumah itu menyendiri, jauh dari rumah-rumah yang lainnya, sehingga apapun yang terjadi di dalamnya tidak akan diketahui siapapun.

Sebuah tamparan di pipinya membuat gadis ini mulai siuman. Dengan tatapan nafsu dari dua lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya kecuali satu orang, yaitu Budi. Risa mulai ketakutan memandang sekelilingnya. Apa yang akan terjadi samar-samar mulai terbayang di matanya. Jelas sekali dia akan diperkosa oleh 3 orang. Rupanya mereka sudah tidak sabaran lagi untuk segera memperkosa Risa. Tangan-tangan mereka mulai merobek-robek pakaian gadis itu dengan sangat kasar tanpa perduli teriakan ampum maupun tangisan Risa.

Setelah menelanjangi Risa sehingga Risa benar-benar bugil. Sekali sentak Johan menjambak rambut Risa dan menariknya, sehingga tubuh Risa yang tekulai di lantai terangkat ke atas dalam posisi berlutut menghadap Johan.
“An.., lo mau gue apain nih cewek..?” kata Johan sambil melirik ke arah Budi.
“Terserah deh.., emang gue pikirin..!”
Johan menatap sebentar ke arah Risa yang sudah sangat ketakutan, air matanya nampak mengalir dan, “PLAK..!” tamparan Johan melayang ke pipinya.

Budi dan yang lainnya mulai membuka pakaian masing-masing, sehingga sekejap orang-orang yang berada dalam ruangan itu semuanya telanjang bulat. Risa yang terduduk di lantai karena dicampakkan Johan kembali menerima perlakuan serupa dari Budi yang kembali menjambak rambutnya, hanya saja tidak menariknya ke atas, tetapi ke bawah, sehingga sekarang Risa dalam posisi telentang. Teman-teman Budi memegangi kedua tangan dan kaki Risa, sedangkan Budi duduk tepat di atas kedua payudara Risa. Penis Budi yang sudah mengeras dengan panjang 18 cm ditempelkan ke bibir Risa.
“Ayo isep kontol gue..!” bentak Budi tidak sabaran.
Karena Risa tidak juga membuka mulutnya, Budi menampar Risa berkali-kali. Karena tidak tahan, akhirnya mulut mungil Risa mulai terbuka. Tanpa ampun Budi yang sudah tidak sabaran memasukkan penisnya sampai habis, tonjolan kepala penis Budi nampak di tenggorokan Risa.

Budi mulai memaju-mundurkan penisnya di mulut Risa selama 5 menit tanpa memberi kesempatan Risa untuk bernafas. Risa kesakitan dan mulai kehabisan nafas, Budi bukannya kasihan tetapi malah semakin brutal menancapkan penisnya.

Selang beberapa saat, Budi mengeluarkan penisnya dari mulut Risa, dan segera diganti oleh Penis Johan yang panjangnya hampir 20 cm. Jason yang sedari tadi memegang kaki Risa mulai menjalankan aksinya. Paha Risa ditarik ke atas dan mengarahkan penisnya ke vagina Risa. Penis Jason yang paling besar di antara kedua rekannya tidak terlalu gampang menembus vagina Risa yang memang sangat sempit, karena masih perawan.

Tetapi Jason tidak perduli, penisnya terus ditekan ke dalam vagina Risa dan tidak berapa lama Risa tampak meringis kesakitan, tetapi tidak mampu bersuara karena mulutnya tersumbat penis Johan yang dengan kasarnya menembus hingga tenggorokannya.

Jason memaju-mundurkan penisnya ke dalam vagina Risa dan nampak darah mulai menetes dari vagina Risa. Keperawanan Risa telah dikoyak Jason. Johan yang tidak puas akan “pelayanan” Risa nampak kesal.
“Ayo isep atau gue cekik lo..!” bentaknya ke arah Risa yang sudah dingin pandangannya.
Risa yang sudah putus asa hanya dapat menuruti keinginan Johan. Mulutnya dimaju-mundurkan sambil menghisap penis Johan.

“Ayo cepat..!” kata Johan lagi.
Karena dalam posisinya yang telentang, agak sulit bagi Risa menaik-turunkan kepalanya untuk mengulum penis Johan, tetapi Johan rupanya tidak mau perduli. Risa melingkarkan tangannya ke pinggang Johan, sehingga dia dapat sedikit mempercepat gerakannya sesuai keinginan Johan.

Hampir 30 menit berlalu, Johan hampir ejakulasi, rambut Risa ditarik ke bawah sehingga wajahnya menengadah ke atas. Johan mencabut penisnya dari mulut Risa.
“Buka yang lebar dan keluarin lidah lo..!” bentaknya lagi.
Risa membuka mulutnya lebar-lebar dan menjulurkan lidahnya keluar. Johan memasukkan kembali setengah penisnya ke mulut Risa dan, “Ah.., crot.. crot.. crot..!” sperma Johan yang banyak masuk ke mulut Risa.
“Telan semuanya..!”
Risa terpaksa menelan semua sperma Johan yang masuk ke mulutnya, walau sebagian ada yang mengalir di sela-sela bibirnya.

Jason yang juga hampir ejakulasi mencabut penisnya dari vagina Risa dan merangkat ke atas dada Risa dan bersamaan dengan Johan mencabut penisnya dari mulut Risa. Jason memasukkan penisnya ke mulut Risa sampai habis masuk hingga ke tenggorokan Risa.
Dan, “Crot.. crot.. crot..!” kali ini sperma Jason langsung masuk melewati tenggorokan Risa.
Budi yang sedari tadi menonton perbuatan kedua rekannya melakukan hal serupa yang dilakukan Jason, hanya saja Budi menyemprotkan spermanya ke dalam vagina Risa.

Begitulah selanjutnya, masing-masing dari mereka kembali memperkosa Risa sehingga baik Budi, Jason dan Johan dapat merasakan nikmatnya vagina Risa dan hangatnya kuluman bibir Risa yang melingkari penis-penis mereka. Mereka benar-benar sudah melampaui batasan keinginan berbalas denadam terhadap Risa yang tadinya masih polos itu.

Sebelum meninggalkan Risa sendirian di rumah kosong, mereka sempat membuat photo-photo telanjang Risa yang dipergunakan untuk mengancam Risa seandainya buka mulut. Photo-photo tersebut akan disebarkan ke seantero sekolah Risa jika memang benar-benar Risa melaporkan hal tersebut ke orang lain.

Hari-hari selanjutnya dengan berbagai ancaman, Risa terpaksa pasrah diperkosa kembali oleh Budi dan kawan-kawan sampai belasan kali. Dan setiap kali diperkosa, jumlahnya selalu bertambah, hingga terakhir Risa diperkosa 40 orang, dan dipaksa menelan sperma setiap pemerkosanya. Sungguh malang nasib Risa.