Beberapa hari setelah kejadian pak Paijo yang cukup menggemparkan, pihak pengelola menghampiri unitku. Pada pengakuannya, pak Paijo mengatakan bahwa aku menjadi penyebab permasalahan yang ia terima. Pak Paijo mengatakan bahwa aku menjebaknya dan berdasarkan logbook pekerjaan yang ada, memang benar bahwa ia sempat bertugas di unitku. Namun, setelah diperiksa, ia menyelesaikan pekerjaan di unitku hingga siang hari. Sementara pada saat kejadian, logbooknya kosong sehingga menjadi bukti bahwa aku tak mengetahui apa pun. Aku pun berkilah bahwa ia hanya datang hingga siang hari dan aku tertidur setelahnya. Setelah beberapa kali memberikan keterangan kepada pihak pengelola dan keamanan, akhirnya aku terbebas dan tuduhan pak Paijo tidak terbukti.
Lelah dengan semua proses tersebut membuat diriku sempat kehilangan waktu eksibku. Sejujurnya setelah kejadian tersebut sisi nakalku kembali kambuh. Namun, karena harus menjaga imageku selama pemberian keterangan, aku tak mungkin melakukannya untuk menghindari pengintaian terhadap diriku. Untungnya bisnisku sudah berjalan baik sehingga aku tak perlu mengawasinya setiap saat. Kini bisnisku dapat berjalan dengan sendirinya tanpa harus ku awasi setiap saat. Waktuku pun cukup senggang karena kini aku dapat terus bersantai namun uang tetap masuk ke rekeningku.
Sore ini, aku pun memutuskan untuk berolahraga di gym yang merupakan fasilitas apartemenku. Cukup lama aku tak berolahraga karena proses pemeriksaan yang ku lalui. Aku perlu berolahraga untuk menjaga bentuk tubuhku. Karena ini hari kerja, tentu gym tidak akan terlalu ramai. Aku pun memutuskan untuk menggunakan bra olahraga tanpa busa dan celana super ketat. Namun, akibat kejadian dengan pak Paijo, aku akan pergi ke gym dengan pakaian yang lebih tertutup. Gym sendiri berada di tower yang sama dengan unitku. Setelah mengenaken hoodie dan celana jeans, aku pun pergi ke gym.
Tiba di gym benar saja tak ada seorang pun di sini. Aku pun ke kamar ganti dan kemudian menyimpan seluruh barangku di loker. Mula-mula aku melakukan pemanasan selama 5 menit. Setelah itu aku menggunakan treadmill untuk sekedar berjalan santai. Di tenga aktifitasku, kulihat ada cctv di ruangan ini. Awalnya aku berniat untuk telanjang di sini. Namun, karena ada cctv, aku membatalkan niatku. Treadmill di sini menghadap langsung ke arah kolam renang. Jika melihat posisi cctv, bagian depan tubuhku tak akan terlalu terlihat, namun akan sangat terlihat dari arah kolam renang. Namun, untuk menghindari hal yang tak diinginkan, kuurungkan niat nakalku.
Sedang asik treadmill, kulihat sekumpulan pria berusia 19-20 tahun sedang berenang. Sepertinya mereka anak kuliahan yang tinggal di sini. Awalnya mereka memang asik berenang. Namun, lama kelamaan kulihat mereka mulai mencuri pandang ke arahku. Bahkan, kini mereka bersantai di pinggir kolam sembari memperhatikanku. Aku yang terpikir untuk iseng, akhirnya menaikkan kecepatan. Akibatnya, aku harus lari di tempat dan membuat payudaraku bergerak naik-turun karena tak ada yang menahannya. Kulihat keempat anak kuliahan tersebut tertegun. Bahkan mereka yang sebelumnya berada di sisi jauh kolam, kini sudah berada di sisi dekat. Diperhatikan sedemikian rupa, hasrat eksibisionisku bangkit. Aku yang mengenakan legging super ketat dan sports bra tanpa busa berkeringat hingga basah. Putingku terbentuk jelas pun begitu pantatku. Bahkan, vaginaku juga terbentuk samar. Mungkin mereka dapat melihat dadaku dari sana. Sambil berlari, aku pun berpura-pura mengikat rambutku dan tentu saja payudaraku terbentuk kencang. Selain itu, ketiak mulusku tentu dapat mereka saksikan. Kulihat wajah keempat orang tersebut memerah dan seakan ingin menikmati tubuhku. Tak sampai di situ, aku pun berpura-pura memainkan lidahku di sekitar bibir untuk menggoda mereka. Kulihat satu tangan mereka mulai turun sepertinya untuk memegang penis mereka. Melihat hal tersebut, kuhentikan aktifitasku dan menurunkan kecepatan treadmill. Kulihat tampang mereka sedikit kecewa.
Melihat wajah kecewa para pemuda tersebut, aku pun melihat keadaan di sekitar kolam. Rupanya hanya ada mereka saja di sekitar kolam. Akhirnya dengan iseng, aku mengangkat sports braku dan memperlihatkan payudaraku. Mereka pun terpana melihat aksiku. Kemudian, aku pun menutupnya kembali dan berlari ke ruang ganti. Kulihat mereka pun naik dari kolam dan berlari menuju ruangan gym. Ruang ganti dan loker tak memiliki cctv. Aku yakin mereka akan ke sini. Akhirnya untuk mengerjai mereka, aku pun melepas seluruh pakaianku. Aku menyalakan shower sebagai pengalih perhatian mereka. Kutanggalkan pakaian yang kukenakan. Ruang loker dan shower terpisah dengan sebuah pintu. Pintu tersebut merupakan satu-satunya akses masuk ke ruang shower. Kutinggalkan pakaianku di wastafel dan aku bersembunyi di dalam salah satu loker. Aku pun mengambil kunci loker agar mereka tak menguncinya dari luar. Karena loker ini menggunakan sebuah slot, aku jadi dapat menguncinya dari dalam. Untungnya ada celah ruang udara di loker ini sehingga aku dapat melihat keadaan di luar. Dalam keadaan telanjang dan kegerahan aku bersembunyi di dalam loker ini.
Tak lama kemudian, terdengar pintu ruang ganti terbuka. Keempat pemuda tersebut masuk ke dalam kamar ganti. Fokus mereka pun tertuju ke wastafel dimana pakaianku yang basah akibat keringat berada. Entah mengapa, nafsuku bangkit dan dalam diam kumainkan vaginaku. Rasa khawatir akan ketahuan membuat gairahku meningkat. Kugosok clitorisku dengan jariku sembari melihat mereka yang menciumi legging dan sports bra ku. Mereka menghirupi pakaian tersebut seakan sedang menikmati aroma tubuhku.
“Gila tuh cewe, wangi banget toketnya”
“Beuh ini mekinya juga ga kalah wangi”
“Duh pengen gue ewe dah kalo ketemu”
“Kayanya dia lagi mandi tuh”
“Kita perkosa aja kali ya”
“Bahaya dong, jangan lah”
“Ga ada yg bawa HP ya buat ngerekam biar dia tutup mulut?”
“Hp gue di kamar lu”
“Gue juga”
“Gue juga lagi”
“Yah sial, padahal dikit lagi bisa nikmatin tu cewek, bisa kita jadiin budak seks juga”
“Apa mau nekat aja?”
“Gas lah, sange banget gue nyium aroma toketnya”
“Yuk”
Ucapan mereka yang ingin memperkosaku membuatku semakin bergairah. Aku membayangkan seluruh lubangku terisi penuh penis keempat pemuda tersebut. Vaginaku semakin lembap. Kini aku mulai memasukkan jariku dan mengocoknya di dalam vaginaku. Ingin rasanya kubuka loker ini dan menyerahkan tubuhku. Namun aku tak ingin disetubuhi begitu saja oleh sembarang orang. Aku pun terus memainkan vaginaku sambil memperhatikan mereka. Mereka kini mulai mendekati shower. Mereka telah melepas celana masing-masing dan dalam keadaan telanjang bulat. Kulihat penis mereka sudah sangat tegang. Aku pun mendekati orgasmeku. Saat pemuda ketiga memasuki ruangan, aku pun orgasme dan hampir saja mendesah. Cairan cintaku mengalir dan aku berusaha sekuat tenaga untuk tetap diam agar tak ketahuan. Setelah keempat pemuda tersebut masuk, mereka menutup pintu penghubung dengan perlahan. Mereka bergerak dalam sunyi agar dapat menerkamku. Itu yang mereka pikirkan.
Melihat kesempatan tersebut untuk melarikan diri, aku pun bergerak dengan cepat. Kukenakan celanaku jeansku dan hoodieku. Kuambil seluruh barangku termasuk sports bra dan leggingku. Aku pun melihat kunci pintu penghubung ternyata berada di sisi ruang ganti. Ide nakalku pun kembali muncul. Kukunci pintu tersebut agar mereka tak dapat keluar. Kemudian dengan santainya aku pergi meninggalkan gym tersebut dan kembali ke unitku.
Setibanya di unitku, aku pun melepaskan seluruh pakaianku dan membersihkan diri. Aku membayangkan keempat pemuda tersebut saat ini pasti sedang panik. Sebenarnya aku kasihan kepada mereka. Aku yang iseng duluan kepada mereka menampilkan lekuk tubuhku dan bahkan payudaraku. Namun, semoga ini menjadi pelajaran bagi mereka agar tak jelalatan dan berbuat nekat. Aku pun akhirnya menikmati sisa sore hari dengan bersantai melihat pemandangan di balkon ditemani secangkir kopi.
Malam harinya, setelah makan malam aku merasa kakiku sangat pegal. Aku pun membrowsing jasa pijat. Karena sudah tak ada layanan pijat pada sebuah aplikasi ojek online, aku pun mencari secara online tukang pijat. Aku pun menemukan kontak tukang pijat panggilan. Tanpa basa basi kupesan jasa pijat tersebut karena kakiku sudah sangat pegal.
30 menit berselang, tukang pijat pun datang. Rupanya terapis yang datang adalah seorang pria. Karena sudah terlanjur, akhirnya kupersilahkan ia masuk. Kuperhatikan ia tampak seperti seorang pria paruh baya berusia di atas 65 tahun. Keriput memenuhi wajahnya. Rambutnya pun sudah memutih akibat uban. Kemudian, kutawarkan padanya segelas minuman dan kubiarkan ia beristirahat sejenak. Aku pun pamit untuk mempersiapkan kamarku sebagai tempat untuk pemijatan. Sebelumnya, kami pun berkenalan dan akhirnya kuketahui bahwa nama pria tersebut adalah Bambang Kastono.
POV Bambang Kastono
Ini yang namanya Indah. Jangan-jangan ini yang diceritain Paijo. Dia yang jebak Paijo dan Dodi ya. Anak-anakku akan kubalaskan dendam kalian. Semoga rencana kalian malam ini lancar. Sebuah kebetulan bapak udah duluan di sini. Anak-anakku, jika wanita ini yang sudah buat ibu dan istri kalian mati, maka ia harus menerima akibatnya. Segeralah ke sini, Dodi dan Paijo.
POV Indah
Aku telah selesai merapihkan tempat tidurku. Kulihat pak Bambang hanya terdiam sambil beristirahat. Aku pun memanggil pak Bambang untuk masuk ke kamarku. Saat ini aku mengenakan daster tanpa lengan. Aku juga mengenakan pakaian dalam agar tak memancing nafsu birahinya. Ia pun memulai sesi pinjat sambil berbincang denganku yang sedang menyaksikan acara di tv.
“Mbak Indah tinggal sendirian?”
“Iya pak, suami saya sudah meninggal karena kecelakaan, sekarang saya sendirian”
“Oh turut berduka mbak, saya juga baru saja duda, istri saya meninggal karena sakit, anak-anak juga gatau pada dimana”
“Oh iya pak, turut berduka juga pak, bapak mulai mijit dari kapan pak?”
“Semenjak anak saya menghilang, saya belajar pijat untuk menyambung hidup”
“Oh gitu pak, anaknya emang kemana pak?”
“Anak saya dulu ojek online, terus suatu hari dia narik, habis itu gatau hilang kemana”
“Ya ampun, udah lapor pihak berwajib pak?”
“Engga mbak, saya ga punya uang, jadi saya lebih baik tunggu dia pulang aja”
“Ya ampun kasihannya bapak, semoga hidup bapak segera bahagia kembali ya pak”
“Makasih mbak”
Pak Bambang mulai dengan memijat kakiku tanpa minyak. Pijatannya terasa sangat nikmat. Tidak terlalu keras dan sangat pas di kulitku. Ia terus memijat mulai dari betis hingga pahaku. Setelah satu kakiku ia pijat, ia berpindah ke kaki yang lain. Ia juga memintaku melepas dasterku dan ditutup dengan kain karena dasterku menghalanginya. Masuk akal bagiku. Aku pun melepas dasterku. Kemudian aku pun menanyakan padanya apakah aku perlu melepas pakaian dalamku. Ia pun menjawab bahwa sebaiknya ia agar memudahkan pemijatan. Mendengar kisah sedihnya membuatku tak khawatir dan kulepaskan seluruh pakaian dalamku. Kututup tubuhku dengan handuk dan kembali berbaring di kasur.
Di tengah pijatan, aku kembali menyaksikan acara tv. Aku menyaksikan berita baik dari dalam maupun luar negeri. Tak banyak berita yang menarik. Hanya berita mengenai harga bahan pokok yang naik, bencana banjir, dan kaburnya tahanan saat akan dipindahkan yang ada di berita. Namun, entah kenapa pijatan pak Bambang sempat terhenti saat berita kaburnya tahanan tadi dibacakan.
POV Bambang
Akhirnya anak-anakku berhasil. Segeralah kembali anak-anakku. Mari kita jalankan balas dendam kita. Akhirnya aku paham kenapa kalian begitu nafsu dengan wanita ini. Tubuhnya memang seindah namanya. Akan kunikmati tubuhnya sampai ini perempuan tak sadarkan diri. Semoga kalian bisa segera menyusul ya. Bapak sudah menunggu di sini. Sebuah kebetulan yang sulit dipercaya. Kalian berencana balas dendam dengan memperkosanya dan kebetulan bapak juga ada di sini. Kita akan nikmati ia malam ini.
POV Indah
Pak Bambang pun melanjutkan pijatannya. Kini ia menuangkan minyak di kakiku. Ia mulai memijat perlahan betisku. Pijatannya sungguh nikmat sekali di bagian tubuhku yang pegal. Ia terus memijat betisku hingga naik ke pangkal pahaku. Tak jarang sentuhan jarinya mengenai bibir vaginaku. Ia memijat dari bawah hingga pangkal pahaku dan selalu mengenai bibir vaginaku. Tak jarang bahkan beberapa kali mengenai clitorisku. Aku pun terangsang dan hanya bisa menikmatinya. Akal sehatku telah kalah dengan birahiku. Ingin rasanya aku disetubuhi pak Bambang. Namun, aku harus menahannya agat tak terlihat murahan.
Namun, aku dibuat kentang. Ia memindahkan pijatannya ke betisku yang 1 lagi. Aku sedikit kecewa. Akhirnya aku memutuskan untuk pura-pura tertidur saja. Pak Bambang kembali memijatku dari betis hingga ke pangkal pahaku. Kali ini bahkan jarinya sempat beberapa kali secara terang-terangan digesekkan di bibir vaginaku. Gairahku kembali bangkit dan vaginaku terasa basah. Kemudian, ia berpindah memijat pantatku. Pijatannya membuat pantatku rileks namun tidak dengam vaginaku. Beberapa kali jarinya menyentuh lubang anus dan vaginaku. Bahkan permainan jarinya semakin berani dengan masuk ke dalam vagina dan anusku. Ia mengobok kedua lubangku dengan jarinya. Nikmat sekali rasanya ketika kedua lubangku diisi oleh jarinya. Lama sekali aku tak merasakan kenikmatan ini. Aku bahkan hingga bergelinjang akibat permainan jarinya. Namun, ia kembali menggantungkan birahiku. Ia mengakhiri permainan jarinya dan memindahkan pijatannya.
Kini, ia memijat pinggang dan punggungku. Kembali aku hanya dapat menikmati pijatan pak Bambang sambil pura-pura tidur. Namun, seiring pijatan pak Bambang yang kian ke atas pundakku, aku merasakan sesuatu menyentuh anusku. Kurasa penis pak Bambang mengeras. Mungkin karena sudah lama ia tak melihat wanita telanjang di hadapannya. Aku sendiri kini setengah telanjang di depannya. Handukku hanya menutupi bagian bawah tubuhku. Sedangkan pinggang ke atas terbuka seutuhnya. Aku hanya bisa membiarkannya saja, lagipula aku juga cukup menikmatinya. Pijatan pak Bambang juga beberapa kali menyentuh payudaraku. Entah apa maksudnya tapi kadang aku merasa tangannya seolah mencari putingku. Beberapa kali pula ia menyentuhnya dan bahkan memilinnya. Sungguh aku tak tahan dipermainkan seperti ini. Vaginaku sudah sangat basah akibat dari perbuatan pak Bambang.
Pak Bambang kemudian memintaku berbalik badan. Ia kemudian kembali menutupi tubuhku dengan handuk. Kembali ia memulai pijatannya dari kakiku. Hingga akhirnya pijatannya mendekati vaginaku. Ia kembali memainkan lubang vagina dan clitorisku dengan jarinya. Ia terus berbuat demikian. Hingga akhirnya aku pun menggelinjang kenikmatan. Cairan vaginaku mengalir dengan deras. Aku malu namun aku sangat menikmatinya. Pak Bambang kemudian melepaskan handukku dan melanjutkan pijatannya di perutku. Beberapa kali vaginaku kembali tersentuh oleh sebuah benda tumpul. Tanpa kusadari, pak Bambang ternyata sudah telanjang. Pantas saja aku dapat merasakan penis di bibir vaginaku.
Pijatan pak Bambang semakin naik ke payudaraku. Awalnya memang terasa seperti teknik pijatan. Namun lama kelamaan aku merasa bahwa ia memainkan putingku. Dirangsang terus menerus seperti ini membuat gairahku bangkit. Bahkan tanpa kusadari ternyata pak Bambang telah memasukkan penisnya. Aku pun hanya bisa menikmatinya. Aku hanya bisa mendesah keenakan akibat penisnya yang kini berada di vaginaku. Putingku tak luput dari jamahan tangannya yang berminyak. Ia kemudian menggenjot diriku perlahan. Gesekkan penisnya di vaginaku sungguh sangat nikmat. Inilah kenikmatan yang sudah lama tak kurasakan. Tak butuh waktu lama aku kembali mencapai orgasmeku. Sungguh permainan pak Bambang sangatlah hebat. Ia bahkan masih hanya menggenjot diriku perlahan.
Kini, ia memintaku untuk menungging. Aku pun menuruti permintaan pak Bambang. Aku menungging di atas kasur dan ia menyodokku dari belakang. Ia juga memasukkan jarinya ke dalam anusku dan mengobok anusku dengan jarinya. Ia terus memaju mundurkan pinggulnya dengan ritme sedang. Tak lama berselang ia mencabut jarinya dan memasukkan botol minyak telon ke dalam anusku. Saat penisnya menghujam masuk di vaginaku, ia menarik keluar botol di anusku. Begitu pun sebaliknya. Aku hanya bisa mendesah menikmati permainan pak Bambang.
“Ahhh enak mbak?”
“Ahhh enakk… Pak… Terusin pak… Ahhh…”
“Tenang aja mbak… Saya akan bikin mbak Indah pingsan…”
“Ahhh… Iya pak… Berikan aku kenikmatan…”
“Ahhh mantap memekmu mbak…”
Desahan kini memenuhi kamarku. Berbagai posisi telah kami lalui. Bahkan kini aku duduk di atasnya. Ku goyangkan pinggulku mengulek penis pak Bambang. Aku pun bergerak semakin cepat karena akan mencapai orgasmeku. Sedangkan pak Bambang tak terlihat sama sekali akan orgasme. Aku pun akhirnya mencapai puncak gairahku dan crrrttt crrrttt crrrttt menyembur cairan cintaku. Pak Bambang hanya tersenyum melihatku. Aku pun ambruk dan menimpa tubuh pak Bambang. Pak Bambang kemudian menukar posisi kami dan dengan liar ia menggenjot tubuhku yang tak berdaya. Aku bahkan sudah tak bertenaga untuk mendesah dan hanya bisa terdiam selama pak Bambang menggenjot diriku. Pak Bambang sungguh perkasa hingga aku pun hanya bisa menyerahkan tubuhku. Pak Bambang terus saja menggenjot diriku hingga aku beberapa kali orgasme lagi. Aku pun akhirnya kehilangan kesadaranku.
Aku pun terbangun dari pingsanku. Kurasakan anusku perih. Namun, satu hal yang membuatku kaget adalah pak Bambang masih saja menggarap vaginaku. Ia mengatakan bahwa aku pingsan selama 20 menit. Ia juga bergantian menghujam anus dan vaginaku selama aku pingsan. Ia masih terus menghujam penisnya karena tak kunjung orgasme. Aku sudah tak kuat lagi dan memintanya untuk beristirahat sejenak. Namun, ia mengacuhkan permintaan dariku dan terus menggenjot tubuhku. Ia pun mendesah dan akhirnya mengeluarkan spermanya di dalam vaginaku. Aku pun bernafas lega karena akhirnya pertempuran ini berakhir. Aku sudah tak bertenaga untuk berpakaian atau melakukan apa pun. Aku hanya bisa menerima nasib jika pak Bambang melakukan apa pun kepadaku.
POV Bambang
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Baru saja aku akan mendokumentasikan tubuh Indah untuk kuperas dan kumanfaatkan. Aku pun pergi ke arah pintu dan melihat keluar melalui lubang pintu. Aku sungguh kaget. Aku hanya bisa terdiam. Aku tak percaya bahwa kedua anakku berada di sana. Inilah saatnya pembalasan dendam kami. Aku pun pergi ke kamar. Kuseret tubuh Indah dalam keadaan telanjang ke depan pintu. Ia hanya bisa mengampun-ampun. Aku menyuruhnya membuka pintu dalam keadaan telanjang.
“Wah wah masih Indah aja nih” ujar Dodi.
“Kalian…”
“Diem lu…” Pukul Paijo di perut Indah.
“Waktunya pembalasan dendam, anak-anak” ujarku.
“Bapak” ujar mereka.
“Tenang aja, ini perek udah ga berdaya, mau kita garap langsung sampe mati apa gimana?”
“Hukuman yang tepat adalah kaya gini..”
Paijo menarik tubuh Indah ke lorong. Ia melempar tubuh Indah yang tak berdaya. Paijo dan Dodi pun masuk ke dalam unit ini. Kemudian, Paijo mengatakan bahwa ia akan membuka pintu unit ini setelah makan, terserah Indah mau bagaimana. Dodi pun mengunci pintu dan kami membuat makan malam sambil berbincang mengenai banyak hal. Senang rasanya anak-anakku berhasil bebas dan ada di sini. Pembalasan dendam kami hanya tinggal menunggu waktu.
POV Indah
Sial. Tak kusangka ternyata mereka satu keluarga. Dodi dan Paijo ternyata saudara dan pak Bambang adalah ayah mereka. Kini aku harus menerima pembalasan dendam mereka. Aku sungguh tak berdaya. Tak sedikitpun energiku tersisa. Aku telanjang di lorong apartemen ini. Kukumpulkan seluruh tenagaku untuk masuk ke tangga darurat. Namun, pintu tangga darurat ini masih rusak sehingga aku harus bersembunyi di pintu satu lagi. Aku waswas dan khawatir ada yang melihatku. Dengan seluruh tenagaku aku ke tangga darurat satunya lagi dan aku berhasil masuk. Namun naas bagiku, rupanya di sana ada keempat pemuda tadi yang sedang merokok.
“Wah ini bidadari yang tadi ngerjain kita. Enaknya diapain nih ya? Kita udah dibikin malu tadi. Enaknya kita bales gimana ya?”
“Memeknya gue duluan ya”
“Boolnya buat gue”
“Gue mulutnya dulu deh”
Aku pun hanya bisa bergidik ngeri. Aku tak tahu apa yang akan terjadi padaku. Aku hanya bisa pasrah menerima akibat perbuatanku pada mereka siang tadi. Aku sudah tak punya tenaga untuk melawan. Namun entah mengapa, tiba-tiba muncul pikiran bahwa daripada aku melawan, lebih baik aku menikmatinya.
Bersambung…