Peristiwa ini terjadi tahun 2010, waktu itu aku mudik lebaran ke kota asalku di Temanggung. Selama ini aku sebut saja Romi (28 tahun) merantau di Jakarta. Seminggu sebelum lebaran aku sudah sampai di kampungku dan tinggal di rumah kakakku yang bernama Sugeng (45tahun). Aku menginap di sana karena Ibuku tinggal disana sedangkan rumah yang lama di kontarkkan karena tidak ada yang mau tinggal di sana, memang semua kakakku ada 3 orang sudah hidup mandiri dan berkelurga hanya aku saja yang masih lajang.
Saat sampai di rumah aku sangat senang, suasananya yang tenang dan udaranya yang sejuk membuatku merasa rileks. Di rumah ini aku banyak menghabiskan waktu di rumah dan hanya membantu kakak iparku saja yang bernama Mbak Evi (35 tahun). Kebetulan selama puasa dia mendapat banyak pesanan kue dari para tetangga dan teman-temannya. Selama itu aku menjadi akrab dengan mbak Evi. Tiap sore dengan sepeda motor aku mengantarkan dia mengirimkan pesanan kue ke desa sebelah dan ada juga yang sampai keluar kecamatan. Sedangkan suaminya sangat sibuk di kantornya menjelang lebaran. Karena tempat yang ku tuju terkadang jauh aku jadi sering berbuka puasa di luar rumah. Sambil berbuka kami mengobrol banyak hal, mbak Evi memang terbuka orangnya sehingga dia enak diajak ngobrol. Selain itu dia juga banyak bertanya tentangku selama di Jakarta, maklum saja dia memang pernah ke Jakarta.
Dari perbincangan santai itulah aku jadi dekat dengannya, semua pengalamanku aku ceritakan dan dia sangat terkejut ketika aku bercerita tentang perselingkuhanku dengan ibu Kos. Dia sangat tertarik dengan ceritaku, dia diam menyimak kata demi kata yang aku ucapkan. Saat kuperhatikan sesekali dia mengubah posisi duduknya, entah karena terangsang atau merasa tak nyaman tapi yang jelas pipinya yang putih jadi tampah memerah. Setelah selesai bercerita aku menanyakan keherananku itu dan dia tampak salah tingkah dan sedikit malu-malu. Saat perjalanan pulang ada yang kurasakan berbeda, dia memelukku dengan erat dan menempelkan dadanya yang montok ke punggungku.
Akupun mencoba menggodanya, kebetulan kami melintasi jalan yang sepi dan agak gelap dan aku menghentikan laju motor. Rom…. kok berhenti di sini?… kan sepi memangnya ada apa sih? maaf mbak… aku mau pipis sebentar. Kamipun turun dari motor dan menuju sebuah gubuk sawah yang tak jauh dari jalan. Mbak kok ikut aku kesini?… kan aku mau pipis, mau ngintip ya…. candaku. Ih kamu itu Rom ada-ada aja, saya tu takut kalo di tinggal sendiri…. Maaf deh… aku kan cuma bercanda… Setelah itu aku langsung ke sungai kecil yang berada di samping gubuk untuk buang air dan sesaat kemudian kembali ke gubuk.
Di dalam gubuk kulihat Mbak Evi tampak melamun, akupun segera menyapanya… lho kok melamun mbak… pasti lagi melamun yang jorok ya…. hee..hee, Ah kamu Rom….. bikin kaget aja. Eh mbak aku mau tanya sesuatu tapi jangan marah ya… Mau tanya apa.?? jawabnya. Itu mbak, tadi setelah buka dan mendengar ceritaku ko wajah mbak jadi merah dan jadi salah tingkah, selain itu sepanjang perjalanan tadi mbak memeluk erat banget sampai toketnya nempel di punggungku, mbak Evi terangsang yaa?? Mendengar pertanyaanku dia langsung terperanjat, antara malu dan marah menjadikannya salah tingkah. Ari kamu ini suka ngarang ya… udah ah pulang aja yuk… mbak jujur aja… mbak terangsangkan? Iya deh….. mbak jujur aku memang terangsang, habis cerita kamu hot banget sih… aku kan jadi ga tahan… Emangnya mbak lagi pingin ya?? sahutku. Idih Rom… jangan gitu ah, mbak kalo pingin aku mau kok melakukannya… Mbak Evi langsung kaget.. Rom… kamu kok berpikir begitu sih..? aku kan kakak ipar kamu. Mbak.. di rumah memang kakak ipar, tapi di sini kan cuma kita berdua… Betul juga si Rom tapi kalo main begituan di sini kan bisa ketahuan orang yang lewat…
“Raih Keberuntunganmu dengan bermain Dominobet, games kartu online dengan menggunakan uang asli, terdiri permainan Capsa, Poker, Kiyu-kiyu, Sakong dan lain-lain. Dapatkan Jackpot hingga ratusan juta rupiah.”
Wahhh ternyata benar, aku bakal bisa ngentotin iparku yang cantik dan bahenol ini… gumamku dalam hati. Mbak… ya nggak di sini tapi nanti di rumah aja, kan malam ini mas Sugeng dinas malam, jadi kita bisa ngentot di rumah… Tapi Rom, kan ada ibu sama 2 anakku… Itu masalah gampang mbak, aku sudah pengalaman untuk mengaturnya. Oke deh.. terserah kamu… ya udah kita pulang yuk… Tunggu sebentar mbak, kan baru jam 6.30 masih sore kita pemanasan dulu aja yuk… bujukku. Tapi jangan di sini Rom… di tempat lain aja yaa… Akhirnya kami meninggalkan gubuk itu dan kuarahkan motorku masuk kedalam kebun tembakau yang cukup rimbun dan jauh dari jalan maupun rumah warga. Aku hafal daerah ini karena aku pernah tinggal di daerah sini.
Saat masuk ke kebun sengaja kumatikan motor agar tak ada yang melihat, kami berjalan perlahan menuju gubuk petani tembakau yang berada di tengah. Sesampainya disana segera kupeluk mbak Evi, karena sejak tadi aku sendiri sudah birahi. Dia hanya diam saja dan langsung kubuka kancing celananya dan kulepas berikut CD yang dia pakai. Saat ku usap vaginanya terasa basah dan mbak Evi hanya mendesah saja. Jari tanganku terus bergerilya di selangkangannya sementara dibagian atas kumainkan lidah dan bibirku, kebetulan dia pakai baju yang longgar sehingga cukup kusingkapkan keatas dan kuplorotkan BRA yang dia pakai. Dengah penuh nafsu kujilat dan kusedot toket yang berukuran 36C itu secara bergantian kanan dan kiri. Aku juga menikmati permainan mbak Yuni Tangannya yang biasa mengaduk-aduk adonan kue begitu pintar mengocok kontolku yang sudah kulepas dari sangkarnya.
Cukup lama kami beradegan mesum semacam itu sampai akhirnya aku tak tahan lagi.
Segera kuarahkan kontolku ke vagina mbak Yuni dan dengan sedikit dorongan Slepp… Blezss. Oh… Rom, kok dimasukin sih?…. protes mbak Evi. Maaf mbak, Romi nggak tahan…. Akupun terus bergoyang maju mundur sambil memeluk mbak Evi. Dan dia pasrah saja karena juga merasakan nikmat goyanganku. Slepp…slepp..slep. Ohhh….ahh…ahhh…. mbak Evi terus mendesah lalu beberapa menit kemudian dia mencapai orgasme. Aku segera mencabut kontolku dan segera meminta mbak Evi menungging membelakangiku, dia menurut saja sambil berpegangan pada tiang gubuk. Lalu dari belakang segera kuarahkan kontolku Blezzz…Slepp. Kembali kuentoti memek mbak Evi, namun kali ini dari belakang. Sambil meremas dan mengusap-usap pantat mbak Evi kugoyangkan pinggulku dengan irama yang cepat. clepp.. clep… plak.. plaakk. Tumbukan antara pinggulku dengan bokong mbak Evi yang montok menimbulkan suara yang cukup keras.
Aku sangat bersemangat sehingga akhirnya akupun mencapai orgasme. Semburan spermaku mengalir deras di dalam vagina mbak Evi, karena sangat banyak jumlahnya saat kucabut kontolku cairan putih itupun mengalir keluar membasahi pahaku dan paha mbak Evi. Setelah selesai kami sempat bingung untuk membersihkan kelamin kami yang bergelepatan Sperma, karena tak ada air di sekitar situ. Akhirnya mbak Evi merelakan CD miliknya untuk digunakan sebagai serbet dan terpaksa dia tidak pakai CD saat pulang.
Sesampainya di rumah keadaan sepi, karena Ibu, Mas Sugeng dan anaknya sedang tarawih. Kamipun langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badan. Saat semua keluarga pulang tarawih kami bertingkah biasa saja. Dan Mas Sugeng pun tak curiga kalau istrinya baru saja kuentoti. Sekitar jam 9 malam kulihat mas Sugeng berangkat kekantornya untuk piket. Malam semakin larut dan sepi karena semuanya sudah tidur. Sekitar jam 12 malam aku masuk kekamar mbak Evi, dia sempat terkejut namun sesaat kemudian dia tau maksud kedatanganku.
Aku segera mengajaknya pindah ke kamarku, dan dia hanya menurut saja saat kugandeng keluar kamar.
Sesampainya di kamarku dia langsung melucuti pakainnya. Aku sudah tak sabar menikmati mbak Evi untuk kedua kalinya di tempat yang lebih nyaman. Setelah melepas semua pakaianku segera kurengkuh dia dan kubaringkan di kasur. Dengan penuh gairah kucumbui tubuhnya yang bahenol dan putih itu, mbak Evi hanya menggeliat dan mendesah saat kucumbui bagian intimnya. Vaginanya yang berbulu tipis menjadi maninan bagi bibir dan lidahku dan bersamaan dengan itu tanganku juga terus menerus meremas payudaranya yang montok. Tak lama berselang dia mulai tak tahan dan akhirnya mencapai orgasme sebelum kuentoti.
Setelah istirahat sejenak aku kembali mencumbui mbak Evi, namun hanya sebentar karena aku sudah tak sabar segera kuarahkan kontolku ke vaginanya. Dalam posisi terlentang dan memek yang sudah basah tidak sulit bagiku untuk memasukkan kontol hingga penuh. Zleppp….. blesss……… Ahhhh, rasanya sungguh nikmat. Akupun mulai bergoyang menyalurkan hasratku, walaupun beberapa jam yang lalu aku sudah kami sudah sama-sama orgasme saat ngentot di dalam gubuk namun kami tetap semangat. Suasana yang kondusif dan tempat yang nyaman membuatku berani mencoba berbagai macam gaya ngentot sesuai keinginanku. Mbak Evi tetap pasrah saja saat kuentoti, dia selalu menuruti semua keinginanku termasuk saat kuminta mengulum kontolku.
Di malam yang penuh gairah itu, aku benar-benar puas. Mbak Evi pun sangat menikmati permainanku hingga dia mencapai 3 kali orgasme. Dan keperkasaanku inilah yang membuatnya menjadi ketagihan untuk aku entoti sehingga sejak saat itu setiap malam aku bisa ngentot dengan dia. Kegiatan ini terus berlangsung hingga lebaran datang. Dan perselingkuhanku ini baru berakhir setelah aku harus
kembali ke Jakarta.