Kita lanjutkan cerita ini
PERCOBAAN PERTAMA
Keesokan harinya, hari ini aku libur. Aku bangun masih dalam keadaan hanya selimut yang menutupi tubuhku. Hari ini aku ingin bersantai menikmati hari liburku setelah beberapa hari harus lembur. Hingga beberapa saat, aku rebahan di atas kasurku. Kubuka HP ku dan kulihat ada pesan dari suamiku. Ia mengatakan bahwa hari ini ia akan pergi wisata dengan teman-temannya sehingga akan lama membalas pesanku. Kemudian, aku juga menutup pencarianku tentang eksibisionisme semalam. Kulanjutkan pagiku dengan rebahan di kasur sambil membuka sosmed.
Setelah agak siang, aku pun bangkit dari kasurku. Aku kemudian mencuci pakaian kotorku dengan mesin cuci. Sambil mencuci pakaian, aku pun membuat mie instan untuk sarapanku. Semua kegiatan masih kulakukan tanpa sehelai benang pun menutupi diriku. Kunikmati sarapanku sambil menunggu cucianku selesai. Kunyalakan tv dan muncul berita yang intinya adalah seorang istri diceraikan suaminya karena mengandung anak dari orang dengan gangguan jiwa. Sungguh semakin aneh saja dunia ini. Sang suami, S, menceraikan V, istrinya, karena hamil di saat sang suami tengah pergi berbulan-bulan akibat pekerjaan. Melihat hal tersebut, aku jadi teringat Vita teman baikku saat SMA. Suaminya bernama Sandi. Meskipun foto keduanya disamarkan, secara sekilas postur tubuhnya cukup mirip. Semoga saja itu bukan mereka.
Setelah menghabiskan sarapanku, aku mencuci piring dan alat masak yang ku gunakan. Kemudian, aku pun menuju ke dispenser untuk mengambil minuman. Gelasku belum penuh, namun air sudah tidak keluar. Ketika aku periksa, ternyata galonku sudah kosong. Saat akan kuganti dengan galon cadangan, ternyata galon tersebut juga sudah kosong. Artinya aku harus memesan galon. Aku pun memesan galon dengan menggunakan aplikasi sebuah minimarket. Setelah pesananku selesai dan aku menunggu pesananku datang, cucianku ternyata juga telah selesai. Kini aku hanya perlu menjemur pakaian tersebut.
Aku yang malas berpakaian akhirnya menjemur pakaian dalam keadaan telanjang bulat. Aku menjemur pakaian di halaman belakang rumahku yang memang tertutup tembok sehingga tidak akan terlihat oleh siapapun, kecuali jika ada yang sedang berada di atap rumahnya. Hari ini cuaca cukup terik. Jadi harusnya cucianku akan cepat kering. Saat sedang menjemur pakaian, aku dikejutkan dengan suara ketukan pintu rumahku. Rupanya galon yang kupesan sudah tiba. Aku mengetahuinya karena melihat di balik jendela rumahku. Petugas yang mengantar pesananku juga mulai berusaha mengintip melalui jendela rumahku. Saat ini aku masih aman karena berada di halaman belakang sehingga ia tidak dapat melihat diriku. Namun, jika ia tetap seperti itu, aku tidak akan bisa masuk ke kamarku. Kulihat di antara jemuranku, ada sebuah dress satin berwarna merah dengan belahan rendah yang pertama ku jemur tadi dan sudah mulai mengering. Akhirnya aku memutuskan untuk menggunakan dress tersebut tanpa apa pun dibaliknya.
Aku pun menuju pintu dan membukanya. Pria yang mengantar pesananku kutaksir berusia sekita 22 tahun. Ia terkesima dan terdiam melihatku. Dengan tubuh dan pakaianku yang seksi ini, aku dapat memahaminya. Tiba-tiba aku terbersit untuk memamerkan tubuhku kepadanya. Aku pun memintanya menunggu sebentar di depan pintu. Kemudian aku mengambil galon yang berada di dapur sambil membelakangi dirinya. Ketika aku mengambil galon, dressku terangkat dan aku yakin ia dapat melihat pantat dan vaginaku. Sengaja aku bergerak agak lambatlambat agar ia dapat menikmati pemandangan di hadapannya. Setelah itu, ku angkut galon tersebut dan kuletakkan di hadapannya. Payudaraku dapat terlihat lebih jelas di hadapannya. Setelah itu, ia mengambil galon kosong ku dan membawanya. Namun, aku masih ingin melanjutkan aksiku. Aku mulai terangsang karena aksiku dan sedikit basah di bawah sana. Tatapannya yang tajam terhadap tubuhku membangkitkan gairahku. Ia sangat menikmati melihat payudaraku tadi.
Kupanggil pegawai tersebut “mas, boleh minta tolong pasangin galonnya ga, tangan saya lagi agak sakit”. Aku hanya beralasan agar aku dapat melanjutkan aksiku. Aku masih ingin dirinya melihat tubuhku. Aku masih ingin menunjukkan bagian tubuhku. Aku sangat menikmati tatapan penuh nafsunya.
“Oh iya baik bu” Ujarnya.
Kami pun masuk ke dalam. Ia pun membawa galon yang sebelumnya berada di pintu rumahku ke dapur. Aku berinisiatif menggelindingkan galon yang 1 lagi. Sengaja kulakukan hal tersebut agar aku dapat menunduk dan memperlihatkan payudaraku jika ia melihay ke arahku. Benar saja, mendengar suara galon yang menggelinding, ia melihat ke arahku. Tentu ia dapat melihat dengan jelas payudaraku. Pakaian ini sangatlah longgar sehingga ia pasti dapat melihat seluruh bongkahan payudaraku. Bahkan kini salah satu talinya telah lolos dari pundakku. Ia kemudian menuju ke arahku dan membantuku. Aku tahu ia sebenarnya bukan ingin membantuku, tapi ingin melihat dadaku dengan lebih jelas.
Kini kami berdua sudah berada di dapur. Aku juga sudah memperbaiki posisi tali pakaianku. Vaginaku sudah sangat basah saat ini. Aku sendiri pasrah jika aku memang akan diperkosa. Nafsu birahi sudah menguasaiku. Sudah beberapa hari aku tidak berhubungan badan. Suamiku berangkat tepat ketika masa haidku berakhir. Kami tidak sempat bercinta karenanya. Petugas tersebut kemudian berusaha memasang galon pada dispenserku. Ia cukup kesulitan. Kemudian aku berusaha mencari pisau di rak sambil menungging. Pada posisi ini ia tentu dapat melihat pantat dan vaginaku yang basah dengan jelas. Aku mengintip ke belakang dan ia terpana melihatku sambil memegangi selangkangannya. Kemudian kuberikan pisau tersebut dan ia pun berhasil memasangkan galon minumku. Ia kemudian pamit untuk segera kembali ke toko. Aku bermaksud untuk memberinya tips. Aku kemudian memintanya menunggu sebentar dan aku pergi ke kamar.
Kulihat, aku sangatlah seksi berpenampilan seperti ini. Jadi aku bermaksud untuk memperlihatkan segalanya padanya sebagai penutup. Jadi kulonggarkan tali dressku ke bahuku. Kucoba menjatuhkan kedua tali penyangga tersebut dan benar saja pakaianku lolos ke bawah. Aku kemudian memperbaiki pakaianku dan menempatkan tali pakaianku pada posisi yang kuinginkan. Kubawa uang 10 ribu untuk tips baginya karena sudah membantu memasangkan galon. Kemudian aku berjalan ke ruang tamu dan kulihat ia agak gelisah sambil memperbaiki posisi celananya di depan pintu rumahku. Kulancarkan aksiku. Aku sengaja meletakkan tanganku ke bawah saat berjalan agar seluruh pakaianku lolos. Ketika aku sudah mencapai pintu, momen yang ditunggu datang. Pakaianku lolos seluruhnya dan jatuh ke bawah. Ia pun melotot dan takjub melihat tubuhku tanpa sehelai benang pun. Aku kemudian berusaha pura-pura menutupi ketelanjangan ku. Kuserahkan uang tips dan kututup pintu rumahku. Kulihat melalui jendela, ia masih terdiam bengong di depan pintu rumahku.
Aku yang sudah dikuasai libidoku pun memainkan vaginaku di balik pintu. Aku tidak mempedulikannya lagi. Aku sudah sangat terbakar oleh nafsuku. Aku sengaja mengeluarkan desahan cukup keras agar ia dapat mendengar. Kulihat ke arah jendela, motornya belum bergerak. Ia juga berusaha mengintip ke dalam dan melihat apa yang aku lakukan. Namun saat yang bersamaan, satpam komplek lewat dan ia pun pergi. Aku lanjutkan permainanku dan tidak lama aku pun orgasme hingga membanjiri lantai rumahku. Orgasme yang sangat nikmat untukku. Sensasi memamerkan tubuhku ini sangatlah luar biasa. Kemudian, Kulap cairanku dengan pakaian yang kukenakan tadi. Kemudian aku melanjutkan menjemur pakaian dalam keadaan telanjang bulat. Setelah menjemur seluruh pakaian yang kucuci, aku pun bersantai di ruang tamu.
Waktu menunjukkan jam 12 siang dan aku kembali lapar. Waktunya makan siang, aku pun memesan makanan melalui ojek online. Tidak butuh waktu lama, pesananku diterima dan disiapkan. Aku malas berpakaian jadi aku akan menerima pesananku dari balik pintu. Seharusnya ojol tersebut tidak akan dapat terlalu melihatku. Ketika pesananku sudah siap diantar, aplikasi menunjukkan bahwa driver akan segera mengambil pesanan dan mengantar.
“Mohon menunggu” Ujar pak Dodi, driver yang mendapat pesananku.
“Baik pak” Jawabku.
Aku pun menunggu pak Dodi mengantar pesananku. Aku bersantai di depan tv. Kubiarkan gordynku terbuka. Tidak lama berselang, karena bosan menunggu aku pun tertidur karena juga kelelahan akibat orgasmeku tadi.
POV Dodi
“Nah ini rumahnya” Ucapku dalam hati. Kucoba menghubungi customer yang memesan namun tidak ada jawaban. Karena rumah di sini tidak ada pagar, aku pun berusaha masuk untuk mengetuk pintu. Mungkin saja ia tidak sedang pegang HP. Keketuk pintu rumahnya tak kunjung ada jawaban. Kucoba telfon juga tidak diangkat. Aku bermaksud menitipkan pesanan di pos depan saja. Namun, sebelumnya aku mencoba melihat ke dalam melalui jendela terlebih dahulu. Saat melihat melalui jendela, aku terkesima melihat pemandangan yang kulihat. Sesosok wanita cantik dan seksi terbaring telanjang di dalam. Ia mengingatkanku akan Vita (Vita dan Dodi). Vita adalah lonte yang sebelumnya juga pernah kunikmati. Setelah Vita menghilang, aku tidak pernah menuntaskan birahiku lagi. Kini ingin kunikmati pemandangan tersebut. Tanpa pikir panjang kuketuk pintu rumah tersebut dengan lebih kencang. Tak lupa aku juga mendokumentasikan pemandangan itu.
POV Indah
Aku terbangun karena suara ketukan pintu yang sangat kencang. Aku tertidur rupanya dan sepertinya itu ojol yang mengantar pesananku. Aku pun panik. Aku khawatir ia sempat melihatku. Benar saja, ia berusaha mengintip ke dalam melalui jendela. Aku bergerak dengan cepat menuju pintu dan semoga ia tidak melihatnya. Aku kemudian memposisikan diri di balik pintu. Kubuka pintu dan kuambil pesananku.
“Maaf pak saya ketiduran”
“Iya gapapa neng”
“Makasih ya pak” Karena kurasa ia telah melihatku, jadi sekalian saja kubiarkan ia melihat ketelanjanganku sebagai tips.
“Sama sama neng, emang bener namanya ya, Indah”
“Makasih pak” Aku berusaha menutup pintu. Namun pak Dodi menahannya.
“Kenapa ya pak?”
“Ini parkirnya belom dibayar neng”
“Oh bentar pak”
“Tunggu neng, sekalian saya mau kasih liat sesuatu” Pak Dodi memperlihatkan foto tubuhku yang telanjang.
“Eh pak, hapus dong, saya kasih bintang 1 nih”
“Lah biarin aja, suka suka saya lah, siapa suruh ngasih pemandangan, lagian kalo saya bintang 1,tinggal lamar aplikasi lain, ga rugi banget, malah mba yang rugi karena bakal terkenal hahaha”
“Yauda masuk dulu deh pak”
Pak Dodi pun ikut masuk setelah memarkirkan kendaraannya.
“Oke sekarang mau gimana pak?”
“Sabar dong neng, saya mau nikmatin lihat tubuh nenag”
“Oke bapak bebas menikmati pemandangan tapi saya mohon hapus ya pak fotonya”
“Enak aja, ga segampang itu lah”
“Terus maunya gimana pak?”
“Puasin saya”
“Gamau pak, apa ga ada cara lain?”
“Gamau, pokoknya buat saya puas”
“Tapi janji hapus ya pak fotonya”
“Oke”
Aku pun hanya pasrah. Karena birahi dan kecerobohan ku, kini aku harus melayani pria tua bangka ini. Aku pun mengerti apa yang harus kulakukan. Di satu sisi, aku menikmati menunjukkan tubuhku padanya. Tapi aku juga berat karena malas melayaninya. Saat aku berusaha mendekatinya, ia menolakku.
“Udah sana makan dulu neng, biar kuat layanin saya” Ujar pak Dodi.
Kini aku pun makan dalam keadaan telanjang bulat di hadapannya. Aku makan dengan cepat agar dapat segera mengakhiri semua ini. Sambil aku makan, ia memandangi tubuhku dan sesekali mengelus bagian tubuhku. Setelah selesai makan, aku membereskan semuanya. Ia pun mulai membuka bajunya satu per satu hingga menyisakan celana dalamnya. Saat aku kembali ke ruang tamu, ia memintaku mulai melayani dirinya. Ia menyuruhku membuka celana dalamnya dengan mulutku. Kulakukan kemauannya agar semua cepet selesai. Setelah itu, kukulum penisnya dengan mulutku. Kujilat penis dan bijinya. Kulihat ia memegang HPnya. Sepertinya kali ini ia merekamku. Aku hanya perlu menunggu waktu yang tepat untuk merebut HPnya dan menghapus foto dan videoku secara mandiri. Dengan segala teknik mulutku, tiba-tiba aku merasakan kedutan di penisnya. Ia ternyata akan orgasme padahal aku sendiri belum terangsang. Namun ini momen yang tepat bagiku untuk merebut HPnya. Kuteruskan blowjobku dan saat ia akan ejakulasi, kulepaskan penisnya dari mulutku.
Crot crot crot spermanya menembak ke wajah dan dadaku. Ia begitu menikmatinya hingga hilang kontrol dan aku berhasil merebut HPnya. Aku pun bergerak cepat dan menghapus semua foto dan videoku. Pak Dodi sepertinya tidak peduli. Ia begitu menikmati orgasmenya. Aku pun memastikan pada aplikasi lain bahwa foto dan videoku sudah benar terhapus. Ketika aku sedang memeriksa HPnya, pak Dodi bangkit. Ia menghampiri diriku dan menyergapku dari belakang. Sebelum ia merebut HPnya, aku mengunci HPnya. Kusalahkan passwordnya berulang kali hingga terkunci selama 1 jam. Setidaknya aku bisa merasa aman sementara.
Pak Dodi sendiri rupanya bukan ingin merebut HPnya. Ia justru kembali ingin menggarap tubuhku. Dengan paksa ia masukkan penis kecilnya ke dalam vaginaku yang masih kering. Ia juga kemudian memperkosaku dalam posisi berdiri. Namun, sama seperti sebelumnya, ia hanya bertahan sebentar dan ejakulasi hanya dalam 1 menit. Untungnya aku berhasil melepaskan diri sehingga ia tidak sempat menembakkan spermanya di dalam vaginaku. Setelah itu, aku menyuruhnya pergi. Aku mengancam akan berteriak dan mengatakan bahwa ia memperkosaku. Mengetahui kini ia tidak bisa melawan dan tidak memiliki senjata untuk serangan balik, pak Dodi pun panik. Ia pun berpakaian dengan cepat dan segera pergi. Sedangkan aku, aku merasa kentang. Ketika libidoku naik, pak Dodi sudah ejakulasi. Aku pun akhirnya kembali masturbasi. Aku tak lupa menutup gordyn agar tak terlihat dari luar. Setelah orgasme, aku kembali tertidur.
Bersambung…