Izin update ya kakak suhu
Part 7. Endless Night
Setelah aku mengumpulkan tenagaku, aku pun mengenakan pakaianku. Pak Fredy pun kulihat sibuk dengan HP nya. Kulihat ia memesan kamar hotel untuk kami berdua. Setelah aku kembali berpakaian, kami pun keluar dari ruang karaoke. Kami menuju ke kasir. Saat aku akan membayar tagihan, pak Fredy menahannya. Aku menyampaikan bahwa ini adalah entertainment dari kantor, namun ia menolaknya. Ia mengatakan bahwa entertain yang ia butuhkan adalah diriku. Saat kami akan keluar, pelayan yang melihat sedikit tubuhku membukakan pintu untuk kami. Aku tersenyum kepadanya dan ia terlihat gelagapan. Setelah itu, aku naik ke mobil pak Fredy. Kami pun pergi menuju ke hotel yang telah ia pesan.
Setelah masuk mobil, pak Fredy memintaku melepas seluruh pakaianku kembali. Aku pun mengikuti keinginannya tanpa sadar. Entah kenapa apa pun permintaannya selalu kuikuti. Setelah itu, ia pun menjalankan mobilnya. Kaca mobilnya yang gelap membuatku merasa aman untuk telanjang. Di tengah perjalanan, kami berhenti di sebuah pom bensin. Pom bensin tersebut sangat sepi. Karena letak tangki bensin yang berada di sisi kiri, maka petugas pom bensin akan menghampiri sisi kiri mobil. Setelah itu, ia membuka sedikit kaca kiri mobilnya. Kututupi tubuhku dengan cardigan. Meskipun begitu, pahaku yang mulus masih dapat tetap terlihat.
Saat petugas menghampiri kami, aku melihatnya menelan ludah. Tentu saja ia dapat melihat pahaku yang putih mulus. Saat pak Fredy mengatakan nominal pengisian, ia tidak menanggapinya. Ia hanya bengong melihatku. Kemudian pak Fredy kembali memanggilnya dan ia pun mengiyakan. Setelah itu, ia pun pergi mengisi bensin mobil pak Fredy. Setelah bensin penuh, petugas tersebut kembali menghampiri kami. Pak Fredy kemudian menyerahkan uang dan petugas tersebut menerimanya. Saat kami akan pergi dan Fredy menaikan kaca mobil, aku pun membuka cardiganku. Petugas tadi tentu masih dapat melihatnya dan melihat tubuh mulusku.
Setelah melalui perjalanan selama 15 menit, kami pun tiba di sebuah hotel. Hotel tersebut terlihat biasa saja. Aku pun kembali mengenakan pakaianku. Kami pun turun ke lobby, sementara mobil pak Fredy diparkirkan oleh jasa valet. Pak Fredy kemudian check in hotel. Setelah itu, kami pun menuju kamar yang ia pesan. Rupanya, kamar yang ia pesan adalah kamar mewah. Ranjang di kamar tersebut sangatlah besar. Setelah masuk ke dalam kamar, pak Fredy mengunci pintu. Pak Fredy kemudian menyuruhku untuk melepas seluruh pakaian. Aku pun menurut dan melepas seluruh pakaianku. Setelah itu, ia juga turut melepas pakaiannya. Tanpa basa basi, ia langsung melumat bibirku. Ia juga meremas dadaku dan memainkan jari lengan satunya di vaginaku. Sungguh panas sekali hubungan kami. Aku pun tidak tinggal diam dan mengusap penisnya.
5 menit di posisi ini, aku pun berlutut untuk mengemut penisnya. Penisnya ternyata tidaklah terlalu besar. Bahkan ini mungkin penis terkecil yang pernah kulihat. Kumasukkan penisnya ke dalam mulutku secara keseluruhan. Kumainkan lidahku dan membuat penisnya tegang maksimal. Selain itu, kumainkan juga kedua testisnya sambil kujilat satu per satu. Ia pun mengerang keenakan.
Setelah itu, ia memintaku menungging di atas kasur dan ia menjilat vaginaku. Permainan lidahnya sangatlah hebat. Aku bisa katakan bahwa ia sangatlah hebat dalam foreplay. Aku sudah sangat becek saat ini. Puas memainkan lidahnya, ia pun mengambil posisi berdiri. Ia kemudian memasukkan penisnya yang kecil ke vaginaku secara perlahan. Jujur, aku tidak merasakan apa pun di sana. Pak Fredy kemudian memaju mundurkan pinggulnya. Aku pun dengan terpaksa pura-pura mendesah. Hal ini bertujuan agar ia dapat terpuaskan. 5 menit berselang, kami pun berganti posisi. Aku pun telentang dan ia menggenjot diriku dalam posisi missionary. Aku dapat melihat wajahnya sangatlah bernafsu saat menikmati tubuhku. Aku pun memasang ekspresi bahwa aku menikmatinya. Setiap sodokan yang ia lakukan, aku hanya merasakan tubrukan antara selangkangannya dengan selangkanganku.
2 menit berselang, kami pun berganti posisi. Ia memintaku untuk naik ke pangkuannya. Kini kami bercinta dalam posisi aku di atas. Aku pun menggerakkan pinggulku. Hanya beberapa detik berselang, ia mengerang. Ia menahan pinggulku. Rupanya, ia telah ejakulasi dan mengeluarkan spermanya di dalam vaginaku. Hanya dalam 1 hari, sudah 2 penis menembakkan sperma di dalam vaginaku. Aku pun berpura-pura orgasme untuk meningkatkan kepercayaan dirinya meskipun aku sebenarnya kesal karena tidak menikmati penetrasi yang ia lakukan. Sejujurnya, penetrasi pak Supri lebih nikmat dibandingnya.
Setelah itu, ia memintaku membersihkan penisnya dengan mulutku. Kuikuti keinginannya agar semua ini dapat berakhir dan aku dapat segera pulang. Setelah menjilati penisnya sampai bersih, ia mengajakku untuk mandi bersama. Kami pun mandi bersama di bawah shower. Ku sabuni seluruh tubuhnya. Ia juga memintaku menyabuni penisnya dengan dadaku. Aku pun menurut dan menyabuni penis dan kakinya dengan tubuhku. Untuk kakinya, kusabuni sembari menggesekkan vaginaku. Setelah itu, kami pun membilas tubuh kami. Kubersihkan tubuhnya sembari menggesekan tubuhku. Jika biasanya orang membilas sabun dengan tangannya, maka pak Fredy kubersihkan dengan tubuhku. Setelah tubuh kami bersih, kami pun handukan. Ia kemudian kembali ke kasur lebih dahulu dan aku menyusul setelah mengeringkan rambutku.
Saat sedang mengeringkan rambut, kudengar HP pak Fredy berbunyi. Ia pun mengangkat telfon dan berbicara dengan cukup serius. Rambutku pun kering dan aku keluar dari kamar mandi. Kulihat ia mengenakan pakaiannya dengan tergesa-gesa. Ia pun mengatakan bahwa ia harus pulang karena ibunya dikabarkan masuk ke rumah sakit setelah terjatuh di kamar mandi. Ia pun meninggalkan diriku seorang diri. Ia juga mengatakan bahwa aku bebas menggunakan kamar tersebut hingga esok hari. Dikarenakan aku libur pada esok hari, aku pun memutuskan untuk menginap di sana. Aku yang sudah cukup kelelahan setelah melayani pak Supri di pagi hari dan dilanjutkan meeting dan melayani pak Fredy memutuskan untuk rebahan sejenak.
Saat sedang rebahan, aku menerima pesan di HPku. Pesan tersebut dari pak Supri. Ia menagih janjiku pagi tadi. Aku hampir lupa bahwa aku masih harus melayaninya malam ini. Aku pun mencari alasan bahwa aku lembur, namun ia tidak peduli. Ia bahkan mengatakan bahwa ia sudah berada di depan kantor dan menungguku. Aku pun bingung alasan apa lagi yang harus kuberikan. Akhirnya aku mengatakan bahwa aku menginap di hotel karena meeting. Aku pun mengatakan bahwa ia dapat ke sini dan aku akan melayaninya di sini.
Dengan secepat kilat, rupanya ia telah sampai di hotel dan berada di depan kamarku. Waktu menunjukkan pukul 5 sore dan lorong hotel mulai ramai oleh beberapa tamu lain. Dengan terpaksa dan berat hati, aku pun membuka pintu. Saat aku membuka pintu, aku kaget karena ia membawa 2 orang temannya. Salah satu dari mereka terlihat familiar. Setelah mengingat, rupanya ia adalah pak Dodi, ojol lain yang juga pernah menikmati tubuhku. Aku ingat aku pernah menghapus video yang ia rekam saat melecehkanku di rumah. Saat kupersilahkan masuk, tak satu pun dari mereka masuk. Mereka ingin aku membuka pintu lebar dalam keadaan telanjang bulat menyambut mereka. Aku pun membuka lebar pintu dan mereka pun masuk. Setelah masuk, pak Dodi dan pak Supri tidak langsung ke dalam, sementara teman mereka langsung duduk di sofa. Mereka berbisik padaku bahwa rekan mereka, Sofyan, berjanji akan menganggap hutang mereka lunas jika dipersilahkan menikmati tubuhku. Sementara Dodi dan Supri memang sudah merencanakan untuk menikmati tubuhku. Aku pun ingin marah namun aku hanya bisa pasrah. Setelah itu, pak Supri berbisik bahwa mereka akan membersihkan diri terlebih dahulu. Pak Supri kemudian membuka pintu dan mendorongku keluar.
Aku pun terdorong keluar dalam keadaan telanjang hingga terjatuh dan pak Supri menutup pintu. Untungnya kondisi lorong sedang kosong. Aku pun membunyikan bel. Namun mereka tidak menjawab. Pak Supri kemudian membuka sedikit pintu dan mengatakan bahwa pintu akan dibuka setelah 1 jam. Ia memberikanku HP ku dan mengatakan bahwa ia akan memberikan instruksi melalui HP. Aku pun hanya terduduk diam dan meratapi nasibku. Ratapanku buyar setelah mendengar lift bergerak. Aku harus bersembunyi agar tidak ketahuan. Aku pun berlari ke tangga darurat.
Tidak lama berselang, pak Supri memvideocallku. Melihatku yang berada di tangga darurat, ia menyuruhku untuk naik ke atap gedung. Aku menolaknya namun ia mengatakan bahwa ia akan membuang pakaianku dan tidak akan membukakan pintu. Aku pun menurut dan naik ke atap melalui tangga darurat. Setelah itu, pak Supri memintaku mengangkang dan menaruh HPku. Atap gedung hotel ini cukup terbuka dan banyak barang yang tak terpakai. Di sini juga terdapat beberapa tanaman. Langit yang juga sudah mulai gelap menyelamatkan diriku karena dengan begitu, aku tidak akan terlihat dari gedung lain di sekitar. Namun tetap saja bukan berarti tak akan ada yang melihat diriku. Namun aku sejujurnya merasa lebih tenang. Selain karena dapat bertelanjang ria di tempat terbuka, aku juga merasa aman di sini hingga diizinkan masuk kamar kembali.
Lamunanku buyar saat pak Supri menyuruhku masturbasi. Ia menyuruhku memainkan vagina dengan tangan kiriku dan meremas dan memilin payudara dengan tangan kananku. Aku pun menurutinya. Kupilin-pilin kedua putingku dan kugesek clitorisku. Permainan jariku terus kulakukan hingga akhirnya aku akan mencapai orgasmeku. Setelah memainkan 2 jari di dalam vaginaku, aku pun orgasme. Aku bernafas terengah-engah setelah orgasmeku. Tubuhku lemas karena orgasme barusan sangatlah nikmat. Sensasi masturbasi di tempat terbuka dengan resiko dilihat banyak orang membuat orgasmeku ini adalah orgasme ternikmat yang ku alami. Aku pun sampai kelelahan dan lemas akibatnya.
Saat sedang mengatur nafas dan mengumpulkan tenagaku, aku mendengar pintu tangga darurat terbuka. Aku pun panik dan akhirnya berlari ke kumpulan tanaman. Aku lihat ada celah di sana dimana aku bisa bersembunyi di antara tanaman yang ada tanpa khawatir terlihat karena hari sudah gelap. Namun, aku hanya tidak akan terlihat jika berada pada posisi menungging seperti seekor anjing. Aku melihat seorang anak muda berkostum lusuh keluar dari sana. Ia kemudian menyalakan sebatang rokok. Setelah itu, ia tampak mencari-cari sesuatu. Rupanya ia mencari sebuah selang dan menyambungkannya ke keran air.
Setelah itu, ia pun menyalakan keran air. Sepertinya ia memiliki tugas untuk menyiram tanaman. Tanaman di sini memang terlihat sangat terawat. Aku hanya bisa pasrah ketika ia mulai menyiram kumpulan tanaman tempatku bersembunyi. Satu per satu tanaman ia sirami dengan selang air. Sedikit demi sedikit tubuhku pun terciprat hingga basah. Aku berusaha menyelamatkan HP ku agar tidak terkena air. Setelah semua pot ia siram, ia pun pergi menuju keran dan mematikan air. Kondisiku kini sudah basah kuyup. Ia pun kemudian pergi kembali masuk ke dalam tangga darurat dan turun. Aku pun bernafas lega saat ini. Aku kemudian keluar dari persembunyianku dan mencoba kembali menghubungi pak Supri. Namun, pak Supri tidak menjawab panggilanku.
Merasa putus asa, aku kembali bersembunyi di tangga darurat. Aku tidak ingin berada di luar ruangan kembali karena dinginnya malam. Tidak lama berselang, pak Supri menelfon dan mengatakan bahwa aku dapat kembali masuk ke kamar. Ketika mencapai lantai kamarku, aku memeriksa keadaan sebelum berjalan di lorong menuju kamarku. Kulihat suasana sangat sepi. Kemudian, aku pun melangkah dengan cepat ke kamarku. Ku pencet bel dan pintu terbuka. Di dalam, pak Supri dan pak Dodi kulihat sedang merokok, sementara pak Sofyan sedang rebahan di TV sambil memainkan HP nya.
“Nah bintang utama kita udah dateng nih, yuk kita mulai” Ujar Dodi.
“Yuk, waktu kita juga ga banyak kan” Ujar pak Sofyan.
Ketiga pria tersebut pun tampak mulai berdiri dan melepas pakaian mereka. Aku sendiri saat ini masih dalam keadaan lusuh dan lepek. Aku juga masih cukup lemas. Kemudian mereka berdiri mengitariku. Tangan mereka menggerayangi seluruh tubuhku. Kemudian, aku diminta berlutut. Mereka menyuruhku bergantian memblowjob penis mereka. Aku menghisap satu per satu penis mereka. Ketika aku menghisap satu penis, kedua tanganku memainkan penis lainnya. Terus begitu hingga akhirnya aku diangkat ke kasur. Mereka kemudian bergantian menjilati vagina dan kedua putingku. Sungguh rangsangan yang sangat luar biasa bagiku. Bahkan ketika mereka telah melakukan itu 2 putaran, aku pun mencapai orgasmeku dan mereka tersenyum melihatku yang squirting.
Saat aku masih menikmati orgasmeku, tiba-tiba pak Sofyan menarikku. Tanpa aba-aba ia memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Aku pun terkejut namun tak dapat melawan. Pak Sofyan kemudian menggenjotku dengan kencang. Pak Dodi dan pak Supri menyaksikan diriku yang digenjot sambil mengelus penisnya masing-masing. Aku hanya bisa terdiam dan mendesah tanpa mengeluarkan suara. Aku sudah sangat lelah. Namun, saat aku hampir kehilangan kesadaran, pak Sofyan mengangkat diriku untuk berganti posisi. Ia menggendongku tanpa melepas penisnya. Kemudian, ia mengangkatku dan mempenetrasiku dalam tempo tinggi. Aku sudah tidak kuat lagi. Aku pun hampir kehilangan kesadaran. Namun, pak Sofyan kemudian meremas payudaraku dengan keras sehingga aku tersadar kembali. Tidak lama berselang, pak Sofyan melemparkan diriku ke kasur. Kemudian ia kembali menggenjotku hingga akhirnya ia ejakulasi di dalam vaginaku 5 menit berselang.
Setelah puas menikmati diriku, pak Sofyan menyingkir disusul pak Dodi dan pak Supri yang menghampiriku. Aku sempat mengampun kepada mereka, namun mereka tak peduli. Wajah keduanya tampak seperti orang kesetanan. Tubuhku diangkat oleh pak Supri. Kemudian ia memasukkan penis ke vaginaku dengan posisi diriku menungging. Aku bersuara dan memohon untuk dibiarkan beristirahat sebentar, namun ia tak mempedulikan diriku. Di saat pak Supri menghujam vaginaku dari bawah, pak Dodi memposisikan penisnya di lubang anusku. Pak Dodi dengan paksa memasukkan penisnya. Perih sekali rasanya saat anusku ditusuk pak Dodi. Aku hanya bisa memohon untuk berhenti sejenak. Namun mereka semakin liar.
Aku sudah tak bisa melawan. Namun, aku juga tak dapat menikmati siksaan ini. Mereka berdua terus bergantian menggenjotku hingga akhirnya mereka ejakulasi di dalam vaginaku. Setelah itu, ketiga pria tersebut pun membiarkanku dan merokok bersama. Aku hanya bisa terbaring di kasur sembari mengatur nafasku. Setelah merokok 2 batang, ketiga pria tersebut kembali menggarap tubuhku. Seluruh lubangku diisi penis ketiga pria tersebut secara terus menerus tanpa henti. Mereka saling bergantian menggenjotku. Tubuhku bagaikan sebuah piala bergilir. Ketika mereka orgasme, mereka akan ejakulasi di dalam vaginaku, sementara yang lain menggenjot mulut dan anusku. Aku pun akhirnya tak sadarkan diri.
Pukul 2 pagi, aku terbangun dengan kondisi vagina, mulut, anus, dan seluruh tubuhku berlumuran sperma. Aku dibiarkan tergelak di lantai sementara ketiga pria tersebut tertidur di atas kasur. Aku ingin sekali menangis. Tubuhku rasanya remuk sekali. Kulihat HP ku dan ada beberapa pesan masuk dari suamiku. Setelah semua yang kulalui, aku merasa sangat bersalah kepada suamiku. Aku pun bangkit dan meminum air putih yang tersisa. Kemudian, aku kulihat HP ketiga pria tersebut. Aku berusaha membuka HP mereka dan ternyata HP ketiganya tidak terkunci. Ku lihat galeri HP mereka dan banyak sekali dokumentasi dari aksi kami malam ini. Aku juga menemukan rekaman dan foto aksi-aksi ku sebelumnya. Kuhapus semua foto dan video tersebut dari galeri HP mereka. Kini mereka sudah tidak memiliki senjata untuk memanfaatkanku.
Setelah itu, aku pun membersihkan diri. Saat kembali ke kamar, kulihat ketiga pria tersebut masih tertidur pulas. Aku pun berinisiatif mengunci HP mereka dengan password yang kubuat. Hal ini bertujuan agar mereka tidak dapat menggunakan HP mereka kembali dengan mudah. Aku juga kemudian berpakaian untuk melarikan diri dari kamar tersebut. Setelah berpakaian, ku ambil pakaian ketiga pria tersebut. Aku ingin membalas perbuatan mereka. Kubiarkan harta benda mereka di atas meja. Kemudian, aku ambil semua pakaian mereka tanpa tersisa satu pun. Kubawa pakaian mereka dengan plastik untuk ku buang. Aksiku tentu akan aman karena tidak ada cctv di lorong hotel. Jika mereka mengancam melaporkanku, mereka tidak akan memiliki bukti apa pun. Kemudian, aku pun memesan taxi online untuk pulang ke rumah.
Setibanya di depan rumah, aku pun turun dari taxi. Sesaat telah turun, terdengar suara tek tek tek tanda tukang nasi goreng sedang berjualan. Aku yang kelaparan akhirnya memanggilnya dan memesan makanan. Namun sial bagiku, rupanya itu adalah gerobak pak Zainal.
“Eh ada neng yang bugil kemarin, ternyata tinggalnya di sini.”
“Eh iya pak”
“Mau nasi goreng neng?”
“I… Iya pak saya pesan 1”
“Oke neng, ditunggu ya”
“Ii.. Iya pak”
Pak Zainal pun membuatkan aku nasi goreng. Sambil menunggu, aku pun masuk ke dalam rumah dan menyimpan barang-barangku. Aku sengaja tak mengganti pakaianku dahulu untuk menghemat waktu. Ketika aku keluar kembali, nasi gorengku telah jadi. Pak Zainal yang kini melihatku tanpa cardigan pun berkata “wah emang hobi pamer ya neng, itu pentil kemana-mana.”
Aku pun hanya bisa tertunduk malu. Kemudian aku pun menyantap makananku dengan lahap karena aku sudah sangat kelaparan. Setelah menghabiskan santap malamku, aku mengembalikan piring kepada pak Zainal. Aku kemudian bermaksud membayar, namun pak Zainal menolaknya.
“Ga usah neng gapapa, kalo liat neng kayanya saya punya ide. Neng ga usah bayar.”
“Tapi pak, kenapa?”
“Tubuh neng bagus”
“Makasih pak, tapi gapapa saya bayar aja pak, saya bayar lebih”
“Gausah neng, ini jualan saya belom laku satu pun, kayanya saya bisa pakai bantuan neng.”
“Maksudnya pak?”
“Neng telanjang gih sekarang”
“Tapi pak?”
“Tenang aja, saya ga akan garap tubuh neng, saya udah tua, udah ga bisa berdiri juga kontol saya, neng cukup jual nasi goreng saya aja sambil telanjang buat narik pembeli”
“Tapi pak”
“Ga ada tapi-tapian. Neng mau semua orang tau neng pernah telanjang dari luar ke sini? Neng juga pernah ngewe di taman kan? Nih saya ada buktinya.”
Aku terkejut. Kupikir kesialanku sudah berakhir setelah membalss dendam kepada para ojol tadi, namun masih ada lagi masalah yang harus kuhadapi. Aku pun bimbang. Aku ingin semua ini berakhir. Namun, aku merasa tak akan ada akhirnya semua yang kuhadapi saat ini.
“Oke pak, tapi saya mohon jangan di komplek ini ya pak” Aku pun menyetujui permintaan pak Zainal.
“Bagus, yauda neng kita jalan sekarang”
Setelah mengunci pintu rumahku, aku pun pergi bersama pak Zainal. Saat melewati pos keamanan, aku berjalan lebih belakangan. Ketika melewati pos, satpam menyapaku dan aku menyapa balik. Ia menanyakan kemana tujuanku dan aku hanya menjawab ingin ke rumah temanku. Untungnya lampu di pos keamanan sudah redup sehingga tidak terlihat bahwa aku tak mengenakan pakaian dalam. Setelah itu, aku menyusul pak Zainal. Kami pun menuju ke rumah kosong tempat pertama aku bertemu pak Zainal. Pak Zainal kemudian memarkirkan gerobaknya. Ia kemudian menyuruhku bertelanjang bulat dan duduk menunggu sementara ia bersantai di dalam rumah kosong beralaskan pakaianku.
Tugas pertama yang ia berikan padaku adalah membersihkan piring makanku dengan cara yang sama seperti kemarin. Aku harus membersihkan piring, sendok, dan wajan dengan dadaku. Tak lupa, ia juga memasukkan vagina dan anusku dengan timun. Ia juga mengancam jika lepas, maka akan dimasukkan kembali dengan 2 buah mentimun. Begitu pun seterusnya akan bertambah 1. Aku pun menuruti keinginannya. Bertelanjang ria di tempat terbuka dengan keadaan seperti ini dan tenaga yang telah pulih membuat hasratku bangkit. Aku ingin sekali ada yang melihat diriku seperti ini. Setelah mencuci semua cucian piring, aku pun meletakannya di gerobak. Namun, tanpa kusadari karena vaginaku yang basah, timun di vaginaku terlepas. Pak Zainal yang menyaksikan itu memasukkan 2 buah timun sekaligus sebagai hukumannya.
Tidak lama berselang, hujan pun turun. Aku sedikit kecewa. Jika seperti ini, maka tak akan ada yang membeli. Aku pun kedinginan akibat hujan tersebut. Pak Zainal kemudian berbaik hati memberikanku kemejaku. Aku pun mengenakan kemejaku. Saat aku mengenakan kemeja, datang seorang pelanggan yang akan membeli nasi goreng. Pak Zainal kemudian menyuruhku melayaninya. Ia juga mengizinkan mengenakan kemejaku namun dengan syarat yang ia berikan. Ia mencopot 2 kancing teratas sehingga belahan dadaku tentu dapat terlihat. Kemudian aku pun pergi melayani pelanggan tersebut.
“Nasi goreng mas?”
“Eh iya mba” Ujarnya dengan raut terkejut. Ia nampak kaget melihatku. Namun, ia juga nampak tertegun melihat keseksianku.
“Dibungkus kan mas? Pedes ga?”
“Iya mba, sedang aja” Ujarnya gelagapan. Aku pun menggoreng nasi untuknya. Namun karena keterbatasan gerobak, aku pun terkena hujan. Kini, pakaianku sangatlah menyeplak di tubuhku. Payudaraku bahkan terbentuk sempurna. Pelanggan tersebut hanya tertegun melihatku. Saat selesai membungkus nasi goreng, angin bertiup kencang hingga kemejaku terangkat. Ia tentu dapat melihat perutku hingga kaki. Ia juga mungkin melihat timun yang ada di selangkanganku. Namun untungnya, ia tak dapat merekam atau memfotoku karena hujan. Setelah membayar, ia pun pergi dengan tampang mupeng. Hingga pukul 4 pagi, tak ada lagi pelanggan yang datang. Badai masih kencang namun pak Zainal memutuskan untuk pulang. Namun, karena gagal, ia menyita kemeja dan celanaku. Sandal yang kukenakan pun tak luput dari sitaannya. Kini aku harus pulang tanpa sehelai benang pun untuk kedua kalinya.
Aku pun berjalan pulang dengan buru-buru. Waktu akan segera memasuki subuh dan aku harus cepat sebelum ada yang melihatku. Aku terus berjalan dalam keadaan telanjang bulat dengan timun di kedua lubang selangkanganku. Tiba di pos ronda, kulihat satpam tengah tertidur pulas. Aku pun bergerak secepat kilat. Aku juga bergerak cepat menuju rumahku. Meskipun aku kenikmati nikmatnya hawa sejuk pagi hari di tubuhku yang tak tertutup apa pun, aku harus pulang mengamankan diri. Aku tak ingin ada yang memanfaatkan tubuhku lagi.
Aku pun tiba di gang rumahku. Namun, saat sudah mendekati rumah, rupanya tetangga sebelahku sedang bersiap berangkat solat subuh di masjid. Aku pun terpaksa bersembunyi di dalam parit. Aku terus menunggunya yang tak juga kunjung pergi. Di saat seperti ini, adrenalin membuat hasratku bangkit. Kumainkan timun-timun tersebut. Aku terus mempenetrasi vagina dan anusku dengan timun. Tepat saat tetanggaku melewatiku, aku pun orgasme dan sedikit mendesah. Aku mendengar suara motornya tancap gas. Sepertinya ia kaget dan ketakutan. Aku pun menikmati orgasmeku sejenak dan mengumpulkan tenaga untuk pulang. Tepat saat azan subuh, aku pun masuk ke dalam rumah dan membersihkan diri dilanjutkan dengan beristirahat.
Di suatu sisi ibukota, di kamar sebuah hotel. Pak Dodi, pak Supri dan pak Sofyan terbangun dengan keadaan terkejut. Pintu kamar mereka terbuka dan sudah banyak orang di sana. Mereka dianggap pasangan gay dan dibawa ke kantor polisi. Mereka dituduh berbuat tidak senonoh karena ditemukan dalam keadaan telanjang bulat dan tak ditemukan pakaian. Untung bagi pak Fredy karena saat checkin ia mengenakan identitas palsu. Sementara ketiga ojol tersebut, harus mendapatkan hukuman penjara. Mereka pun beralasan bahwa mereka dijebak namun polisi tak menemukan satu pun bukti.
Bersambung….