Dosa Rahasia Ustazah

Pada sore hari itu, dari sebuah sudut bangunan sebuah sekolah dasar yang terletak di pinggir kota “A”, terdengar suara d*sah-d*sahan yang nyaris tak terdengar oleh orang lain. D*sahan-d*sahan itu terdengar seperti tertahan pada balik pintu kamar mandi guru sekolah MA ( Madrasah Aliyah ) di kota “A” itu.

Karena mendengar d*sahan itu, pada waktu itu sesosok pria yang tengah berdiri dan menempelkan telinganya. Dengan seksama dia-pun mendengarkan d*sahan-d*sahn yang terdengar nampak seru sekali. Sebut saja nama Pria itu Ahmad, dia adalah seorang guru olahraga pada sekolah itu yang umurnya sekitar 26 tahun.

Didalam kamar mandi ada sesosok perempuan dengan berbusana islamik dan rok panjang berwarna coklat muda nampak sedang terduduk di pinggir bak mandi dengan memakai jilbab panjang membalut kepalanya. Dengan jari lentik dan rok panjang yang telah ters*ngkap, terlihat memainkan kl*torisnya.

Dengan mata yang tertutup, seakan-akan wanita itu telah melayang ke dunia lain. Bibir tipis dari guru cantik yang berjilbab itu sesekali mengeluarkan d*sahan-d*sahan kecil kenikmatan-nya. Dan Sekarang perempuan cantik berjilbab itu nampak berpindah posisi menghadap tembok sembari membungkuk menahan tubuhnya di tembok kamar mandi dengan posisi sedikit men*ngg*ng.

Dengan diikuti tangan kanannya yang tertopang dinding dan dengan tangan satunya memainkan kl*torisnya dari depan, wanita cantik itu mulai mend*sah.
“ Uuuh… mmhhh… Sss… Aghhh… … ”, d*sah wanita berjilbab itu pelan tertahan.

Mulailah aliran keringat mengalir mengaliri keningnya. Ketika GURU berjilbab itu hampir mendapatkan tiba kl*maks-nnya, dengan tiba-tiba terdengar suara, “ Gubraaak… ”, Rupanya suara itu adalah bunyi pintu kamar mandi yang didobrak dengan paksa, lalu,

“ Hah… Ustazah Siti… ”, ucap kaget pria yang berdiri di depan pintu kamar mandi itu.
Mata Pria itu saat itu tidak berkedip sedikitpun ketika melihat perempuan cantik berseragam itu sedang memaikan kl*torisnya. Lalu wanita itupun tersentak kaget,

“ Apa…. Ustad Ahmad…. ”, katanya kaget setengah berteriak.
Karena terpergok oleh ustad Ahmad wanita itupun tidak tahu akan berbuat apa pada saat itu. Yang dipanggil Ustazah Siti alias perempuan berjilbab itu, dia langsung jongkok merapatkan kakinya untuk menutupi Kew*nit*anya dari penglihatan Ustad Ahmad.

Tapi percuma saja Siti menutupi kew*nit*anya, dia yang ketika itu kaget pada saat itu tangannya masih berada diantara p*hanya, tepatnya di Area Kew*nit*an Siti.
“ Apa yang Ustad Ahmad lakukan, cepat pergi dari sini !!! ”, ucap panik Siti mengusir Ahmad.

Pada saat itu wajahnya yang cantik terbungkus jilbab hitam sed*da itu nampak pucat karena takut dan malu. Yang dihardik, bukannya keluar tapi malah cepat-cepat masuk dan menutup pintu kamar kamar mandi dan menguncinya.
“ Ngapain pak??!!… Keluar!! ”, hardik Siti sekali lagi sembari tetap berjongkok sambil merapikan rok panjangnya ke bawah yang tadinya tersingkap sampai sepinggul.

“ Ustazah Siti ”, kata Ahmad sembari mendekat dan mendekap tubuh guru perempuan berjilbab itu. Perempuan itu terhenyak kaget, tapi tidak berani berteriak karena takut kalau-kalau ada orang yang mengetahui kalau dia bermast*rb*si di kamar mandi sekolah.

“ Jangaan pak ”, ronta Siti sembari berusaha melepaskan dekapannya.
Perempuan berjilbab itu menggeser tubuhnya untuk melepaskan diri dari dekapan pria tersebut, namun dia tetap mendekap Siti erat-erat. Sampai-sampai GURU berjilbab itu hampir menabrak dinding.

“ Tolong… jangan paak ”, pintanya dengan suara memelas ketakutan.
Namun pria separuh baya tersebut tidak menggubris rengekan wanita berjilbab yang berumur 23 tahun itu, bahkan dia malah mendekatkan wajahnya serta menc*umi leher Siti yang tertutup jilbab.

“ Jangaaan Pak, tolong jangan lakukan ini…. ”, pinta Siti merengek.
Ketika itu Ahmad nampak begitu beringas dengan nafas mendengus sambil menc*umi leher yang tertutup jilbab hitam. Tangannya mulai mer*ba-r*ba buah d*da guru berjilbab itu dari luar baju seragam coklat mudanya.

Siti sadar kalau dia terjebak makanya dia berusaha melawan. Dengan sekuat tenaga didorong tubuhnya dan berhasil. Pria itu terjatuh di lantai kamar mandi. Memanfatkan situasi itu, Siti bergegas ke arah pintu. Namun dikala hendak mencoba membuka grendel pintu kamar mandi, tangan guru berjilbab itu tertahan oleh tangan Ahmad yang kekar.

“ Pak… lepaskan aku… tolong pak… ”, kata Siti meronta.
Namun Ahmad yang sudah kesetanan itu tidak mendengarkannya lagi. Pria itu malah memiting tangan kanan guru cantik berjilbab itu ke belakang dengan kasar, sedang tangannya yang lain menahan tangan kiri Siti di dinding.

Perempuan berjilbab itu terjebak nampak tubuhnya seperti terkunci dan tidak bisa bergerak.
“ Ahmadmm … sakit… lepaskan ”, pinta Siti dengan suara memelas.
“ Ustazah Siti… biarkan aku… ”, bisik pria itu ketelinga Siti yang tertutup jilbab itu disertai dengusan.

“ Ahhh lepaskan ”, pinta guru MA ( madrasah Aliyah ) yang cantik itu memohon lagi begitu mengetahui tubuh kekar pria itu menekan tubuh Siti ke dinding. Perempuan berjilbab hitam itu nampak panik ketakutan ketika merasa ada benda yang keras kenyal menekan kearah b*kongnya yang tertutup rok panjang berwarna coklat muda itu.

Guru perempuan itu semakin memberontak berusaha melepaskan kuncian tangan Ahmad.
“ Sebaiknya Ustazah Siti jangan berisik, nanti ada orang yang dengar. Biarlah saya dipukuli orang tetapi saya akan cerita ke semua orang kalau Ustazah Siti mast*rb*si di kamar mandi ”, ancam Ahmad.

Ancamannya begitu mengena sehingga guru cantik berjilbab itu menghentikan perlawanannya. Mengetahui mangsanya mengendurkan perlawanan, tangan-tangan kekar pria itu menarik kedua tangan Siti merapat kedinding hingga saling berhimpitan.

“ Jangan pak, kumhon jangan ”, pinta guru berjilbab itu memelas kepada Ahmad.
Tapi sia-sia, tangan kanan pria itu dengan bebas mer*ba-r*ba buah d*da Siti sambil sesekali mer*masnya. Sedangkan tangan kiri pria itu mengunci kedua pergelangan tangan Siti yang merapat didinding.

Ekspresi wajah berbalut jilbab hitam itu terlihat ketakutan bercampur sendu.
“ Aahh Ustazah Siti… .nen*nnya gede banget eummhhh… ”, kata-kata kotor sekaligus memuji keindahan tubuh Siti keluar dari mulutnya.

Kurang puas mer*ba buah d*da perempuan berjilbab itu dari luar blazer lengan panjang berwarna coklat muda tersebut, tangan Ahmad yang kasar meyusup masuk kedalam baju yang dikenakan Siti.
“ Ammpuun pak lepaskan ”, mohon Siti kala pria itu mulai memeras kedua buah d*danya.

Namun Ahmad tidak menggubrisnya, malah guru cantik berjilbab itu merasakan kej*nt*nan pria itu sudah sangat keras sekali menabrak-nabrak pant*tnya. Ini semua menandakan dia benar benar sudah sangat ingin meny*tub*hi Siti.
“ Ugghh… Sayang… puaskan kej*nt*nanku sekarang yah ? ”, bisik Ahmad pelan penuh n*fsu sambil menarik rok panjang semata kaki coklat muda Siti keatas.

“ Pakk… jangan… jangan. Tolong kasihanilah saya ”, kata guru berjilbab itu memelas putus asa.
Nampaknya apapun yang dikatakan Siti tidak dapat membendung n*fsu s*tan Ahmad. Sejenak Siti tidak merasakan tangan kanan pria itu mer*ba-r*ba tubuhnya. Penasaran apa yang dilakukannya, guru berjilbab itu menoleh ke belakang dan alangkah kagetnya Siti dikala melihat pria itu mengeluarkan kej*nt*nan-nya.

Meskipun Siti tidak melihat dengan jelas, namun dia bisa melihat bentuk kej*nt*nan pria tersebut. Terlihat sangat besar dan hitam legam keluar dari sangkar-nya. Belum hilang rasa kaget Siti, Ahmad menekan tubuh perempuan berjilbab hitam itu hingga menempel ke dinding.

Dirasakannya benda kenyal dan keras itu sedang menggesek-gesek dan menabrak pant*t Siti.
“ Sss… Aghhh… pant*tmu montok banget sayang… ”, kata Ahmad sembari mer*mas r*mas pant*t guru cantik berjilbab itu.
Siti terhenyak kaget karena teringat ketika bermast*rb*si tadi dia melepas cel*na d*lam dan masih tergantung di pintu kamar mandi.

Siti nampak sudah pasrah karena merasa tidak mungkin lepas. Terasa oleh guru berjilbab itu sebuah benda keras dan kenyal sedang menggesek-gesek belahan kew*nit*an miliknya yang licin seperti mencari-cari sasaran. Akhirnya benda itu berhenti tepat di celah bibir kew*nit*an Siti.

“ Ampun pak… Jangan… tolong kumohon… ”, pinta Siti lagi putus asa kala menyadari dalam hitungan detik kej*nt*nan Ahmad akan segera masuk kedalam tubuhnya.
“ Oughhh… Ssss… ahhh… Ustazah Siti udah lama saya pengen berc*nta sama kamu. kamu sungguh montok sekali… ”, jawabnya tanpa memperdulikan permohonan perempuan berjilbab itu.

Dan tiba tiba terasa oleh Siti pria tersebut mulai bergerak menyeruak masuk membelah bibir kew*nit*an miliknya. Panik, Siti sekuat tenaga mencoba melawan dengan sisa-sisa harapannya. Namun bukannya terlepas tapi malah karena gerakan tubuh Siti kej*nt*nan pria itu malah makin terbenam masuk ke dalam lubang kew*nit*an miliknya.

“ Aaaah tidaaak… ”, jeritnya dalam hati ketika merasakan batang kej*nt*nan pria itu membenam memenuhi kew*nit*annya. Ekspresi wajah cantik terbalut jilbab hitam itu nampak ingin menangis sembari menggigit bibirnya. Sungguh , kew*nit*an Siti yang sudah basah ketika bermast*rb*si tadi malah memudahkan b*tang kej*nt*nan Ahmad itu masuk.

Kej*nt*nan yang besar itu pun masuk perlahan menggesek dinding lubang kew*nit*an Siti dengan gerakan pelan tapi pasti.
“ Uugghh… eummm… Siti, m*m*k kamu enak banget… oughhh… aghhh… ”, racau Ahmad ke telinga Siti yang tertutupi jilbab ketika kej*nt*nan-nya dibenamkan kedalam rahim Siti.

“ Eghhh… eummmh… ”, d*sah Siti seolah membalas racauan nikmat Ahmad.
Wajah cantik yang terbalut jilbab hitam itu nampak sedikit mengernyit seakan menahan perih karena mungkin belum pernah ada benda sebesar itu masuk ke dalam kew*nit*annya.

Ketika batangan itu amblas, Siti terdiam, antara bingung, takut, takjub, nikmat dan kaget. Semuanya itu berkecamuk dikepalanya. Siti hanya pasrah, tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Seakan dia tidak menyangka bahwa akan mendapatkan f*ntasi s*x untuk berc*nta di kamar mandi sekolah dan dis*tub*hi dari belakang kesampaian juga.

Tapi bedanya pers*tub*han ini bukan dengan sosok pria yang ada dalam f*ntasinya selama ini. Tapi kenyataannya, malah seorang penjaga sekolah yang sedang mend*sah-d*sah dibelakang Siti, dan yang sedang membenamkan kej*nt*nan-nya di kew*nit*an Siti.

Kenyataan yang harus diterima Siti kala Ahmadlah yang sedang asyik menikmati dan memompa kej*nt*nan-nya keluar masuk di lubang kew*nit*an miliknya.
“ Oughhh… sayang… oughhh… nikmat rasanya ”, d*sah Ahmad sambil meracau berkali kali.
“ Sshh… ngghh… emmm… ”, d*sah Siti kecil seakan mulai merasakan nikmatnya genj*tan Ahmad.

Guru Olah raga itu terus menyodok dan memompa kej*nt*nan miliknya sedalam-dalamnya tanpa henti. Kedua tangan Siti masih ditahan oleh tangannya yang kekar di dinding kamar mandi. Makin lama perempuan cantik berjilbab ini hanyut oleh getaran b*r*hi yang mulai menebarkan rasa nikmat yang menjalar keseluruh tubuhnya.

“ Sss… ahhh… emmm… Ough… ”, d*sah Siti pelan dengan tubuh yang terguncang-guncang menerima sodokan kej*nt*nan Ahmad dari belakang.
“ Hemmm… Enak-kan sayang… ? ”, tanya Ahmad tiba tiba.

Ketika itu Siti hanya terdiam malu, dia tidak berani berkomentar sembari menundukkan wajahnya yang terbalut jilbab itu sembari mencoba menghindari usaha bibir Ahmad yang ingin mengecup pipi kanannya.

“ Ayo tunggingin dikit dong sayang pant*t kamu… ”, pinta Ahmad sembari menarik bongkahan pant*t guru berjilbab itu keatas. Tanpa menjawab, lalu Siti-pun men*ngg*ngkan pant*tnya sedikit seperti permintaan Ahmad.
“ Eumm… pant*t kamu memang montok banget sayang, nggak salah apa yang aku khayalkan selama ini ”, ujar Ahmad sembari mer*mas r*mas b*kong Siti dengan gemas dan bern*fsu.

Sambil tangan kirinya menahan pinggul guru cantik berjilbab itu, Ahmad kembali menyodokkan kej*nt*nan-nya kembali.
“ Sss… Aghhh… pak pelan-pelan… Oughhh… ”, pinta Siti kala merasakan pen*trasinya terasa lebih dalam dari sebelumnya.

Mungkin karena perempuan berjilbab itu men*ngg*ngkan pant*tnya sehingga posisi kew*nit*an itu benar-benar bebas hambatan. Ahmad tidak memperlambat sodokannya malah dipercepat, membuat Siti mulai mend*sah pelan penuh nikmat.
“ Ssss…. Aghhhh… ”, d*sah Siti pelan kala merasakan gesekan kej*nt*nan Ahmad di liang kew*nit*annya.

Karena melihat tubuh Siti yang terdorong dorong ke depan, Ahmad dengan sengaja melepaskan kedua tangan Siti sehingga ia dapat menahan tekanan tubuh pria itu dengan kedua tangan Siti bertumpu pada tembok.
“ Ssss… ahhh… gilakkk… sungguh kenikmatan yag luar biasa… ouhhh… ” ucap Ahmad.

Ahmad yang menikmati kew*nit*an Siti, kedua-tangannya-pun mer*mas r*mas b*kong bulat padat milik guru cantik berjilbab itu sambil tidak berhenti meny*dok-ny*dokkan kej*nt*nan-nya
“ Oughhh… .… sayyangghh… oughhh… . ”, d*sah Ahmad semakin kencang.

“ Ohh… ngghh… pp… pak… ja… jangan berisik pak… ”, pinta Siti karena takut d*sahannya didengar orang.
“ I… i… iyahh… Innhh… emhh abis memek kamu enak banget… aghhh… ”, katanya pelan dengan nafas menderu.

Sod*kan demi sod*kan pria tersebut semakin cepat. Kurang puas mer*mas-r*mas b*kong guru cantik berjilbab itu, Ahmad menguakkan belahan pant*t Siti. Dan satu jari pria itu mulai membelai d*bur Siti. Kontan Siti menggeliat sembari menggoyang pant*tnya kekanan dan kekiri karena kegelian.

“ Oughhh… Ustad Ahmad… oughhh… .” ,

Siti tidak lagi mend*sah tetapi mend*sah karena rasa nikmat yang tercipta dari sodokan kej*nt*nan Ahmad ditambah gesekan jarinya yang membelai d*bur milik gadis berjilbab itu. Semua seperti racikan yang pas membuat guru MA berjilbab itu lupa diri membuatnya tidak dapat membendung d*sahan nikmat yang keluar dari bibirnya.

“ Ooghh… Oughhh… .hh… ngghh… ”, d*sah Siti mengg*la dikala jari Ahmad men*suk-n*suk didalam d*bur guru berjilbab itu, dan secara spontan pant*t Siti-pun semakin men*ngg*ng. Setiap kali pria itu menarik kej*nt*nan-nya jari ditusukkan kedalam d*bur Siti. Gerakan dua insan yang berlainan jenis itu semakin panas.

Pant*t guru cantik berjilbab itu nampak bergetar-getar hebat kala kej*nt*nan dan sel*ngk*ngan Ahmad membentur-bentur keras b*kong Siti. Kepala Siti yang terbungkus oleh jilbab hitam itu nampak mengangguk-angguk kepayahan menerima sod*kan Ahmad sedari tadi.

D*sahan dan rac*uan dari mulut kedua mahluk lain jenis ini juga semakin tidak karuan. Baju seragam GURU yang berwarana coklat muda serta jilbab yang dikenakan Siti nampak basah kuyup akibat keringat serta suhu lembab dan panasnya pers*tub*han itu.

“ Aghhh… a… aku… mau keluar… uohhh… Siti… ”, d*sah Ahmad yang akan mencapai kl*maksnya.
“ Oughhh… . eummm… Ahhh… ”, d*sah Siti keras sembari merapatkan tubuhnya ke dinding yang diikuti Ahmad dengan menyod*kkan kej*nt*nan-nya dalam-dalam. Bahkan Ahmad juga menus*kkan jarinya sampai amblas kedalam lubang d*bur Siti.

“ Ouhhh… uhhhh… . ”, d*sah panjang Siti yang tertahan pertanda dia telah mencapai Kl*maks-nya. (walau kenyataannya guru berjilbab itu habis dip*rk*sa).

Ditelannya air liurnya sendiri sembari menikmati sisa kenikmatan puncak org*sme tadi, sedang kej*nt*nan Ahmad ternyata masih sibuk memompa liang kew*nit*an Siti. Kedua tangannya memcengkeram pant*t yang bulat dan padat itu sambil memompa kej*nt*nan-nya dengan ganas. Dan,

“ Oughhh … Sitia… Ssss… . ahhh… ”, erang Ahmad sembari menghentakkan kej*nt*nan-nya rapat-rapat ke pant*t Siti sambil menekan tubuh guru berjilbab itu hingga tersudut pada dinding kamar mandi.
Ekspresi wajah cantik terbalut jilbab itu nampak kaget kala menyadari kej*nt*nan Ahmad menyemburkan air m*ni hangat memenuhi r*him miliknya.

Berkali-kali pria itu menghentakkan kej*nt*nan-nya dalam-dalam membuat tubuh Siti terdorong ke tembok.
“ Oughhh… eummm… ahhh… ”, d*sah Siti sang guru berjilbab itu tanpa sadar ikut menikmati s*nsasi Ahmad menjelajahi di dalam liang kew*nit*an Siti.

Denyutan serta semburan air m*ninya yang masih hangat berhamburan membasahi r*him Siti. Sekilas raut wajah guru cantik berjilbab itu seakan tersadar kembali. Lalu Dirapatkan tubuhnya kedinding dan menarik nafas sembari teringat kalau dia memang sudah mau m*nstr*asi.

Dalam hati Siti hanya bisa berharap air m*ninya tidak memb*ahi telur dir*himnya.
“ Ouhhh… Siti … eumm… ”, d*sah pria itu sembari mencoba menc*um pipi Siti.
Guru berjilbab itu menolak sembari mendorong Ahmad dengan mata melotot. Melihat Siti yang protes, Ahmad segera merapikan pakaiannya tanpa membersihkan kej*nt*nan-nya yang masih dilumuri cairan kew*nit*an guru berjilbab itu.

“ Cepat keluar pak ”, hardik Siti dengan suara lantang sambil merapikan rok panjangnya.
Ahmad tanpa berkata apa-apa langsung keluar dari kamar mandi. Guru berjilbab itu lalu langsung membersihkan kem*lu*nnya dari air m*ni Ahmad yang mengalir keluar.
“ Hihhh… banyak seklai air m*ni dia… huhhh… ”, ucap Siti dalam hati.

Singkat cerita setelah Siti merapikan baju seragamnya, dengan cara mengendap endap Siti-pun keluar dari kamar mandi dengan hati berdebar yang bercampur takut bila sampai ada orang yang mengetahui apa yang terjadi tadi di kamar mandi tadi. Lalu Siti-pun pulang dengan perasaan kecewa karena dia dia baru saja berhubungan s*x secara paksa oleh Pria yang tidak sesuai dengan yang diinginkannya.