Ibu membangunkanku sekitar pukul 11 siang. Ia menanyakan padaku tentang hutangnya pada pak Yono yang kubayarkan malam tadi. Aku pun menjelaskan bahwa semalam pak Yono datang untuk menagih pembayaran. Namun, karena ibu sudah tertidur, maka aku pun membayarkannya lebih dahulu. Ibu sempat ingin mengganti uangku, namun aku menolaknya. Ibu kemudian pergi keluar dari kamarku. Aku pun menyusulinya. Ibu telah menyiapkan santap siang untukku. Ibu mengatakan bahwa ia harus pergi ke rumah pak RT untuk membuat persiapan untuk acara pernikahan Jaka.
Aku santap makan siang yang telah dihidangkan ibuku. Siang ini ibu memasak ayam gulai, sayur sop, dan tempe orek. Menu sederhana namun terasa nikmat karena ibuku yang memasaknya. Masakan ibuku memang terkenal lezat. Saat dahulu ayah masih hidup, ibu sempat membantu ayah mencari nafkah dengan menjual makanan. Dagangan ibu cukup laris dan bahkan berkat usahanya ia bisa menyekolahkan aku dan Mario. Namun setelah ayah meninggal, ibu terpaksa berhenti berjualan karena harus mengurus ladang sawah.
Puas menikmati santap siangku, aku pun mencuci piring kotor bekas makanku. Di rumah ini, kami harus mencuci piring di halaman belakang tepatnya di samping kamar mandi. Aku sempat menawarkan ibu untuk membuat kamar mandi dan tempat cuci piring beserta dapur yang terhubung di dalam rumah. Ibu menolaknya karena ia tak ingin mengubah rumah peninggalan ayah. Cuaca yang gerah membuatku berpikir untuk sekalian mandi. Kulepas pakaianku dan kulilitkan handuk di tubuhku. Aku pun keluar rumah melalui pintu belakang dan menuju ke tempat cuci piring.
Melihat suasana sekitar yang sepi, aku terpikir untuk berbuat nakal. Kulepaskan handukku dan kugantungkan di dalam kamar mandi. Aku pun keluar dari kamar mandi dalam keadaan tanpa sehelai benangpun. Tubuh polosku pun terkena sinar matahari langsung. Aku pun mencuci piring dan alat yang ibu gunakan untuk memasak. Iseng aku gunakan payudaraku untuk mengelap piring dan wajan dengan sabun. Aku teringat ketika aku dikerjai untuk mencuci piring kotor oleh pak Zainal. Selesai mencuci semua cucian piring kotor, aku pun masuk ke dalam kamar mandi. Aku siram tubuhku dengan air. Kugosokkan sabun ke sekujur tubuhku. Kulanjutkan dengan membilas tubuhku. Aku pun menyikat gigiku dan membersihkan wajahku. Setelah itu, aku mengambil handuk untuk mengeringkan tubuhku. Namun, saat akan mengelap tubuhku, aku terkejut. Aku melihat pak Yono sedang mengintip diriku yang sedang mandi.
“Ih pak Yono bikin kaget saja”
“Hahaha seger banget non Indah habis mandi, tahu aja mas Yono mau datang ya”
“Enak aja, emang saya gerah aja, bapak ngapain ke sini?”
“Mau cari ibu, antar pesanan”
“Oh ditaruh aja pak di dalam”
“Oh oke mba”
Pak Yono pun masuk ke dalam rumah. Aku keringkan badan dan kubalut handuk menutupi tubuhku. Sengaja aku hanya mengenakan handuk hanya untuk menggoda pak Yono. Aku pun menyusul pak Yono masuk ke dalam rumah.
“Tuh kan emang pengen ngegoda” ujar pak Yono.
“Siapa juga yang mau goda, kan emang habis mandi”
“Itu mba Indah cuma handukan doang”
“Bapak kaya ga pernah liat saya telanjang aja”
“Ga pernah kok neng” ujar pak Yono pura-pura berbohong.
“Bohong aja bapak, saya ganti baju dulu ya pak”
“Ikut dong neng”
“Enak aja” ujarku sambil masuk ke dalam kamar.
“Eh kok saya ditinggal sih” pak Yono pun nyelonong masuk ke dalam kamarku.
“Ihhh bapak ngapain ngikut sih”
“Daripada saya ngintip mba ganti baju, mending liat langsung aja sekalian”
“Dasar kucing garong”
“Kucing dikasih nasi basi aja mau, ini malah dikasih ikan segar hahaha”
Kulepas handuk yang kukenakan dan kini aku bertelanjang bulat di hadapan pak Yono. Pak Yono duduk di atas kasurku. Aku pun timbul niat iseng untuk menggoda dirinya. Aku berpura-pura mencari celana dalamku di lemari. Posisiku saat ini menungging membelakanginya. Kulihat ia mulai menyentuh selangkangannya. Aku pun iseng menggodanya kembali.
“Pak enaknya saya pakai baju apa ya?”
“Emang mau kemana mba?”
“Ga kemana mana, ya buat di rumah aja”
“Gausah pake baju mba”
“Masuk angin nanti saya pak”
“Saya angetin biar kedinginan “
Aku pun membelakanginya lagi. Kupilih baju yang akan kukenakan. Tanpa kusadari, di waktu bersamaan, pak Yono dengan cepat menelanjangi dirinya sendiri. Saat aku akan menarik pakaian yang akan aku kenakan, pak Yono dengan sigap menutup lemariku. Ia mengunci lemariku dan mengambil kunci tersebut.
“Mba Indah kalo mau kunci ini balik, kita main dulu yuk, saya sange banget dari semalam liat mba Indah nakal banget”
“Ihhh bapak jangan gitu dong, yauda saya layanin bapak, tapi balikin kunci lemari saya pak, saya ga ada baju lagi nih”
“Iya nanti habis mba Indah puasin saya yah”
“Janji ya pak?”
“Iya mba Indahku sayang”
“Gombaaalll…”
Aku pun berlutut di hadapan pak Yono. Tanpa basa basi, aku kulum penis pak Yono. Kujilati penis pak Yono yang sudah mengeras. Kumainkan juga buah zakarnya bergantian dengan lidahku. Beberapa kali kusedot buah zakarnya dan aku melihatnya keenakan. Kulanjutkan memainkan penisnya dengan mulutku. Kujilati lubang kencingnya dengan lidahku sambil kusentuh perlahan kedua buah zakarnya.
Tak lama berselang, pak Yono menyuruhku berdiri. Ia menciumku dengan hangat. Aku yang terbawa suasana membalas ciumannya sambil kami berpelukan erat. Ia pun berusaha memasukkan jarinya ke dalam vaginaku. Sambil kami bersilat lidah, ia mainkan clitorisku dengan jarinya. Ia juga meremas payudaraku dengan lengannya satu lagi. Hangat sekali rasanya ciuman pak Yono. Kami bagaikan sepasang kekasih yang telah lama tak bertemu. Ciuman panas dan permainan tangan pak Yono membuat gairahku semakin meninggi. Selangkanganku sudah terasa sangat lembab.
“Mmmhhhh pak Yono…”
“Keenakan ya mba… Udah basah banget nih”
“Iyaahhh pakk… Mmuuuaahhh…”
“Aduh mba Indah mulutnya emang terbaik”
Puas kami berciuman, pak Yono mengangkat tubuhku ke atas kasur. Ia pun membuka selangkanganku. Ia berlutut dan kemudian mengarahkan kepalanya ke arah selangkanganku. Ia jilati klitorisku hingga aku pun menggeliat. Pak Yono juga memasukkan jarinya ke dalam vaginaku. Ia kocokkan jarinya di dalam vaginaku. Pak Yono sangat pandai memperlakukanku. Aku pun tak butuh waktu lama hingga mencapai orgasmeku.
“Ahhhh… Pak Yonoohhh… Saya keluar…”
“Keluarkan saja mba, nikmati bagaimana rasanya menjadi wanita seutuhnya”
Cairan cintaku mengalir deras membasahi kasurku. Pak Yono membiarkanku menikmati orgasmeku terlebih dahulu. Ia tersenyum melihatku yang sangat menikmati permainannya pada vaginaku.
“Mba Indah, saya masukin ya”
“Iya pak… Pelan-pelan ya pak…”
“Iya mba Indah, tenang saja, saya akan buat mba Indah pingsan lagi”
Pak Yono pun memasukkan penisnya yang perkasa ke dalam vaginaku. Terasa penuh sesak vaginaku setelah seluruh penis pak Yono masuk. Vaginaku yang basah setelah orgasme membuat penisnya masuk dengan mudah. Perlahan pak Yono mulai menggerakkan penisnya maju mundur. Gesekan penisnya pada dinding vaginaku membuat gairahku bangkit kembali. Sambil penisnya mempenetrasi vaginaku, kami pun kembali saling beradu lidah dan berciuman.
“Indah, udah bangun nak” panggil ibu mengagetkan kami.
“Sudah bu, kenapa bu?” Jawabku sambil berusaha menahan desahan.
“Oh udah makan nak?”
“Sudah bu” jawabku menahan desahan akibat pak Yono yang tak berhenti melakukan penetrasi.
Aku mendengar langkah ibu mendekati kamarku. Aku berikan kepada pak Yono untuk berhenti sejenak. Aku pun mengintip dari balik pintu dan ibu rupanya sedang memeriksa barang yang pak Yono bawakan. Tanpa aku ketahui, pak Yono rupanya menyusul dan kembali memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Tanpa ampun ia hujamkan penisnya ke dalam vaginaku. Kondisi pintu kamar yang terbuka dengan resiko ketahuan ibuku justru membuat gairahku kian memuncak. Saat akan mencapai orgasmeku, ibu mendekat.
“Kamu kenapa nak?”
“Gapapa bu… Cuma perutnya keram aja sepertinya mau halangan.. hhh…”
“Oh ya sudah, ibu pergi dulu ya nak ke kota, mungkin malam baru balik, kamu ga apa kan ibu tinggal?”
“Iyaa… Sshhh.. bu… Ga apa apa kok… Aku kan… Sshhh… Bukan… Ahhh… Anak kecil lagi…”
“Ibu pergi dulu ya nak, jangan lupa kunci-kunci”
“Iyaa… Ahhh… Bu…”
Tak lama ku dengar ibu telah keluar dari rumah. Tepat saat ibu selesai mengunci pintu rumah, aku pun mencapai orgasmeku.
“Pak Yono nakal banget ahhhhh… Saya keluar lagi pak…”
“Keluarkan saja mba Indah…”
“Ahhh… Saya keluar pak…”
Crrttt kembali cairan cintaku mengalir di selangkanganku. Baru sebentar kami bergumul dan aku sudah 2 kali orgasme. Pak Yono memanglah luar biasa perkasa. Tubuhku mulai melemas akibatnya. Melihatku yang lemas, pak Yono mengangkatku keluar kamar. Ia membawaku ke ruang tamu dan kembali ia menyetubuhi diriku. Kami pun melanjutkan bercinta hingga aku beberapa kali orgasme. Setiap kali aku orgasme, ia juga meminta berpindah tempat. Setelah ruang tamu, kami pindah ke ruang makan, kamar ibuku, ruang keluarga, hingga pada saat terakhir aku orgasme kami kembali ke kamarku. Sekitar 1 jam sudah aku digempur pak Yono hingga aku sudah tak sanggup bergerak. Pak Yono pun akhirnya mencapai puncak kenikmatannya dan menyemburkan spermanya di dalam vaginaku. Puas menikmati permainan seks kami siang ini, aku pun terlelap begitu saja. Sementara pak Yono kulihat juga merebahkan dirinya di sampingku.
Matahari telah terbenam saat aku terbangun. Aku terlelap cukup lama dalam keadaan telanjang. Tak kutemukan pak Yono di sampingku. Aku pun keluar kamar dan tak kutemukan is dimana pun. Sepertinya ia pergi saat aku terlelap. Aku pun berniat untuk berpakaian. Namun, lemari pakaianku terkunci. Aku lupa pak Yono belum mengembalikan kunci lemariku. Aku pun ke kamar ibu untuk mencari bajunya. Namun hal yang tak kuharapkan terjadi. Ibu ternyata juga mengunci lemari pakaiannya. Aku pun pasrah hanya bisa bertelanjang saja. Aku pun meraih handphoneku untuk berusaha menghubungi pak Yono. Saat aku membuka HP ku, muncul pesan dari pak Yono.
“Mba Indah kalo mau kunci lemarinya balik, jam 9 nanti keluar rumah ya, jalan ke arah kebun dan jangan pakai apa pun.”
Aku pun berusaha menghubungi pak Yono namun ia hanya membaca pesanku saja. Telfonku pun selalu ia reject. Ia juga mengatakan bahwa ia akan mengembalikan kunciku hanya jika aku mematuhi perintahnya. Aku lihat jam di hp ku dan waktu sudah menunjukkan pukul 8.32 malam. Aku pun segera bergegas untuk menuju lokasi yang telah ia tentukan. Tantangan pak Yono sebenarnya menyenangkan untukku. Aku penasaran dengan apa yang akan ia lakukan padaku.
Aku pun memberanikan diri keluar melalui halaman belakang rumah setelah memastikan keadaan aman. Setelah itu, aku mengendap berjalan menuju area perkebunan. Seperti perintahnya, aku berjalan masuk menuju area perkebunan. Aku masih ingat sebelumnya aku sempat berjalan di sini. Aku juga masih ingat bagaimana sebuah botol menjadi pelampiasanku pada petualangan sebelumnya. Aku terus berjalan hingga mencapai di tengah kebun dalam keadaan tak tertutup apa pun.
Tiba di tengah kebun, aku melihat pak Yono telah menunggu di sebuah gubuk. Aku pun dengan cepat menghampiri dirinya karena sudah kedinginan. Cuaca yang akan hujan membuat suhu udara menurun. Akibatnya aku merasa kedinginan sepanjang perjalanan. Tanpa basa basi aku segera muncul di hadapan pak Yono.
“Pak Yono” ujarku.
“Mba Indah emang nakal ya, mau aja nurut”
“Ihh bapak, balikin pak kuncinya, saya udah kedinginan pak”
“Yang bilang akan balikin kuncinya siapa mba?”
“Pak tolong dong, saya ga punya pakaian lagi pak”
“Mba Indah ga pantas berpakaian, sayang tubuh mulusnya ditutupin”
“Ishhh bapak”
“Hahaha iya nanti saya kembalikan, sesuai janji saya setelah mba Indah memuaskan saya”
“Emang ga puas pak tadi siang?”
“Emang bisa puas mba?”
“Yasudah pak, saya izin buka celananya ya”
“Loh siapa yang bilang mba layanin saya di sini?”
“Ayo pak biar cepat”
“Hahaha sudah segitu ketagihannya ya, sebentar mba Indah harus pakai hadiah dari saya dulu”
Pak Yono menyerahkan sekantong plastik kepadaku. Aku terkejut saat membuka isinya. Di dalamnya terdapat anal plug seperti ekor anjing, bando telinga anjing, dan tali leher anjing. Pak Yono menyuruhku memakainya dahulu. Aku pun menuruti keinginannya. Aku kenakan kalung anjing yang ia berikan. Dilanjutkan dengan menusuk anusku dengan anal plug dan terakhir kukenakan bandoku.
“Bagus mba Indah, sekarang saya panggilnya Indah si anjing nakal aja ya”
“Iyaa pak”
“Bukan gitu jawabnya” bentak pak Yono sambil memukul pantatku dengan sangat keras.
“Guk guk” jawabku
“Bagus, anjing pintar, ayo kita jalan-jalan”
Ia kemudian menarikku untuk mengikutinya berjalan. Aku pun mengikutinya sambil merangkak layaknya seekor anjing. Ia tertawa senang melihatku. Aku tak tahu kemana ia membawaku. Kami terus berjalan mengikuti jalan di perkebunan. Jujur, aku sedikit terangsang. Vaginaku sudah mulai basah. Pak Yono menyadari kondisiku. Ia pun mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Rupanya ia membawa terong yang cukup besar. Ia masukkan terong tersebut ke dalam vaginaku. Kemudian ia menarikku untuk kembali berjalan. Aku pun kesulitan mengikutinya karena gesekkan terong pada dinding vaginaku membuatku keenakan. Hingga akhirnya kami keluar area perkebunan, aku pun orgasme.
Pak Yono tertawa terbahak-bahak melihatku. Untungnya, ia membiarkanku menikmati orgasmeku terlebih dahulu. Ia pun membawaku ke arah rumahku kembali. Ia kemudian menyuruhku masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu, ia menyuruhku masuk ke dalam kamarku. Kini kami kembali berduaan di kamarku. Tak pakai basa basi ia pun mencabut terong di vaginaku. Ia pun tanpa basa basi menghujam penisnya ke dalam vaginaku.
Di tengah pergumulan kami, ibu menelfonku.
“Indah, ibu sepertinya tidak pulang malam ini, masih belum selesai urusannya”
“Iyaa… Gak apa apa bu…”
“Kamu masih ga enak perutnya?”
“Iyaa… Bu… Ahhh… Muless…”
“Ya sudah kalau gitu, istirahat ya nak”
“Iyaa… Ahhh… Bu… Ohhh…” Kututup telfonku.
“Wah bisa puas nih semalaman mba Indah bakal layanin saya” ujar pak Yono.
“Silahkan pak, aku milikmu malam ini”
Pak Yono pun terus menghujam vaginaku dengan penis perkasanya tersebut. Aku sangat senang karena malam ini sangat kudambakan. Aku bisa semalaman menikmati permainan pak Yono. Pak Yono juga terlihat senang mendengar kabar tadi. Kami bagaikan sepasang suami istri yang sedang berbulan madu. Aku akan berusaha sekeras mungkin untuk tidak pingsan malam ini. 2 kali aku bercinta dengannya, 2 kali pula aku pingsan akibat keenakan.
Kami pun terus bercinta sepanjang malam. Tak terhitung sudah berapa kali aku orgasme. Kasurku sudah sangat basah akibat cairan cintaku yang keluar tak henti-henti. Pak Yono sendiri sudah 2 kali mengeluarkan spermanya di dalam vaginaku dan 1 kali di dalam mulutku. Waktu menunjukkan pukul 4 pagi dan kami sudah kelelahan. Aku sendiri sempat pingsan 1 kali. Kami pun tidur berpelukan di ranjangku ini dalam keadaan telanjang.
Bersambung…