Pelajaran Seks Dari Tante Desi

Setelah mereka menikah 1 tahun, kesudahannya mereka pindah dari lokasi nenek kami dan melakukan pembelian rumah sendiri yang letaknya tidak terlampau jauh dari lokasi tinggal nenek kami. Kalau Tante Dessy berkeinginan pergi, seringkali dia memanggilku untuk mengawal rumahnya, fobia ada maling. Suatu hari aku dipanggil oleh Tante Dessy untuk mengawal rumahnya.

Ketika aku datang, dia sedang terdapat di kamar dan memanggilku, “Rudi, masuk ke kamar..!” teriaknya. Situs Judi Bola
“Ya Tante..” jawabku.
Ternyata di dalam kamar, tante sedang menggunakan BH dan celana dalam saja, aku diajak mengaitkan tali BH-nya. Dengan tangan gemetaran aku mengaitkan BH-nya. Rupanya Tante Dessy tahu aku gemetaran.
Dia bertanya, “Kenapa Rudi gemetaran..?”
“Enggak Tante,” jawabku.
Tapi tante cepat tanggap, dipeluknya tubuhku dan diciumnya bibirku seraya berkata, “Rudi, Tante terdapat perlu inginkan pergi dulu, ini Tante kasih pengantar dulu, nanti bila Tante pulang, Tante bakal berikan yang lebih nikmat.”
“Ya Tante.” jawabku.

Kepalaku terasa pusing, baru kesatu kali aku menyentuh bibir seorang wanita, lagipula wanita cantik laksana Tante Dessy. Lalu aku ke kamar mandi mengerjakan onani sambil menginginkan tubuh Tante Dessy.

Kira-kita jam 3 sore, tante kembali dan aku menyambutnya dengan sarat harap. Tante Dessy langsung masuk kamar, sementara aku menantikan di ruang tamu, kira-kira 10 menit kemudian, dia memanggil pembantunya untuk diajak ke supermarket untuk melakukan pembelian sesuatu, jadi tinggalah di lokasi tinggal aku dan Tante Dessy saja.

Setelah puas menghisap puting buah dada tante, aku menghirup pusarnya, dan akhirnya hingga di vaginanya.
“Ayo Rudi, cepat hisap punyaku..!”
Aku memberanikan diri menghirup kemaluannya dan menjilat-jilat dalamnya, sementara tante tambah mendesis.
Tante berkata, Sabar dulu ya Rudi, Tante pengen cium dan hisap kontol Rudi dulu.
Lalu dia membaringkanku di lokasi tidur dan mulai menghirup biji kemaluanku dan menghisap penisku perlahan-lahan. Serasa dunia ini melayang, betapa nikmatnya, baru kesatu kali batang kemaluanku dihisap oleh seorang perempuan cantik, lagipula oleh Tante Dessy yg paling cantik.

Penisku semakin membesar, dan rasanya laksana mau kencing, namun rasanya paling nikmat, terdapat yang mau terbit dari kemaluanku.
Aku menjerit, Tante, Tante.. Dessyy, lepaskan dulu kontolku, aku jadi pengen kencing Tan.
Tetapi rupanya tante telah tahu apa yang mau terbit dari kemaluanku, justru dia semakin powerful menghisap penisku. Akhirnya meletuslah dan keluarlah air maniku, dengan mesranya Tante Dessy menghisap air maniku dan menjilat-jilat penisku hingga bersih air maniku.

Batang kemaluanku terkulai lemah, namun nafsuku masih terasa di kepalaku.
Lalu tante berkata, Tenang saja Rud, ini baru permulaan, baring baring dulu saja.
Aku diberi minum coca-cola, setelah tersebut kami berciuman kembali seraya tiduran. Tanpa kusadari kemaluanku telah membesar lagi dan pulang aku menghisap buah dadanya.
“Tante.., aku sayang Tante.”
Lalu tante berkata, Ya Rudi syang, Tante pun juga sayang kontol Rudi.
Lalu aku menjilat vagina tante hingga ke dalam-dalamnya dan tante menjerit kemanjaan.
“Ayo Dharma.., anda mulai latihan sex-nya..!”
Penisku yang telah tegang Rudiukkan ke dalam liang kemaluan Tante Dessy yang telah licin sebab air vaginanya.

Perlahan-lahan batang kemaluanku amblas ke dalam lubang kemaluan tante, dan tante mulai menggoyang-goyangkan pantatnya. Aduh terasa nikmatnya, dan pulang kami berciuman dengan mesranya.

Lalu aku berbicara kepada Tante Dessy, “Tante.., bila tahu begini nikmatnya mengapa enggak dulu-dulu Tante ajak Rudi bersetubuh dengan Tante..?”
Tante melulu tersenyum manis. Terasa penisku semakin mengembang di dalam vagina Tante Dessy, tante semakin mendesis.
Tante mengoyang-goyangkan pantatnya seraya berkata, “Rudi.., Tante kepengen terbit nih..!”
Kujawab, “Keluarin saja Tante, biar Tante merasa nikmat..!”

Tidak lama lantas tante menjerit histeris sebab orgasme dan menerbitkan air kemaluannya, penisku masih tegang rasanya.
Dengan lembut aku menghirup tante dan berkata, “Tante sabar ya, Rudi masih enak nih..,”

Kemudian aku semakin memperkuat desakan batangku ke liang tante, sampai-sampai tidak lama setelah tersebut aku memuncratkan air maniku di dalam vagina Tante Dessy bersamaan dengan keluarnya cairan tante guna kedua kalinya. Terasa tubuh ini menjadi lemas, kami tetap berdekapan dan berciuman. Setelah tidur sebentar, kami mandi bareng saling menyabuni tubuh kami masing-masing, dan kami berjani guna melakukannya lagi dilain waktu.

Setelah peristiwa itu, masing-masing malam aku tidak jarang kali terkenang bakal vagina Tante Dessy, sampai-sampai rasanya aku hendak tidur bareng Tante Dessy, namun bagaimana dengan Om Boni. Rupanya nasib baik masih menemaniku, tiba-tiba saja Om Boni dialihkan tugasnya ke Bandung, dan untuk sedangkan Tante Dessy tidak bisa ikut sebab Om Boni tidurnya di mess. Sambil menggali kontrakan rumah, Tante Dessy bermukim di Jakarta, tetapi masing-masing Sabtu malam Om Boni kembali ke Jakarta.

Atas permintaan Tante Dessy, masing-masing malam aku menemaninya, aku mesti telah ada di lokasi tinggal Tante Dessy jam 8 malam. Untuk istirahat malam, aku disiapkan suatu kamar kosong, tapi guna kamuflase saja, karena setelah pembantunya istirahat aku pindah ke kamar Tante Dessy. Tentunya Tante Dessy telah siap menyambutku dengan pelukan mesranya, dan kami bercumbu sepanjang malam dengan nikmatnya dan mesranya. Kalau masa-masa kesatu kali aku melulu menghisap kemaluannya, kini kami telah saling menghisap atau gaya 69. Lubang kemaluan Tante Dessy telah puas kuciumi, bahkan sekarang tidak hanya lubang vagina, tetapi pun lubang anus, rasanya nikmat menghisapi lubang-lubang tante. Penisku pun dihisap tante dengan ketatnya dan terasa ngilu saat lubang kencingku dihisap Tante Dessy, namun nikmat.

Setelah kami saling menghisap, kesudahannya barulah kami saling memasukkan kemaluan kami, dan kali ini tante sedang di atasku. Batang kemaluanku yang telah tegang dan berdiri tegak Rudiukkan ke kemaluan tante, aduh nikmatnya. Lalu aku menghisap buah dada tante seraya menggoyang-goyangkan pantatku. Kira-kira sepuluh menit, tante menerbitkan air maninya seraya menjerit nikmat, tetapi aku belum menerbitkan air maniku. Lalu aku bertukar posisi, kini tante di bawah, aku yang di atas. Karena tante telah keluar, terasa gampang memasukkan kemaluanku ke dalam vagina tante, dan pulang kami berpacu dalam nafsu.

Sambil menghirup bibir Tante Dessy, aku berkata, “Tante… Tante.., mengapa sih lubang Tante enak banget, punyaku terasa dijepit-jepit lubang Tante yang lembut.”
Sambil tersenyum tante menjawab, “Rudi.., batang kamu pun enak, bila dengan Om Boni Tante hanya dapat orgasme sekali, namun dengan kamu dapat berkali-kali.”
Kembali aku mengurangi batang penisku erat-erat ke liang kemaluan tante seraya mengoyang-goyangkan pantatku, dan kesudahannya aku menjerit, “Tante.., Tante.., aku keluar..!”
Alangkah nikmat rasanya.

Perlahan-lahan aku menerbitkan batang kemaluanku dari liang senggama tante. Setelah tersebut kembali kami berciuman dan istirahat sambil berdekapan sampai pagi. Ketika bagun pagi-pagi aku kaget, sebab aku tahu di sampingku terdapat Tante Dessy yang tidak menggunakan apa-apa, nafsuku timbul kembali. Kubangunkan Tante Ciindy dan pulang kami bersetubuh dengan nikmatnya, dan kesudahannya kami mandi bersama-sama.

Selama nyaris 1 bulan lamanya kami laksana sepasang suami istri yang sedang berbulan madu, kecuali hari Sabtu dan Minggu dimana Om Boni pulang. Pengalaman ini tidak bakal terlupakan seumur hidupku, walaupun kini aku telah beristri dan memiliki 2 orang anak. Kadang-kadang Tante Dessy masih menyuruh aku bersetubuh di hotel. Tetapi semenjak aku beristri, perhatianku kepadanya agak berkurang, lagipula umur Tante Dessy sudah meningkat tua.