Aq pulang daerah dari maapabilanku di kota, nyaris 8 bln aq tidak bekerja di daerah, dan aq cuma dapat membantu ibuku masak dan pergi keladang, aq diminta agar selekasnya menikah, tetapi lelaki yang ada dikampungku tidak demikian hebat hati, jika mau tak mau menikah dengan lelaki yang ada dikampungku, sama juga tidak berbeda jauh dengan ibuku hidupku.
Karena itu aq selekasnya cari lowongan pekerjaan di koran. Tapi dengan ijazahku yang cuma SMP lowongan yang susai cuma PRT. Sehabis pamit dan dengan bekal inspirasi yang menggelora aq juga ke arah alamat salah satunya pemasang iklan yang tinggalnya di kota paling dekat dengan desaku.
Kelompok Bacaan Seks Ngentot Terkini 2022 Dipaksakan Tetapi Menikmatinya
Bacaan Seks Ngentot 2022 Dipaksakan Tetapi Menikmatinya
Bacaan Seks Dewasa Rumah itu besar dan eksklusif. Kutekan bel pada pintu gerbang dan keluarlah seorang wanita 40 tahunan. Yang membuatku kaget, kenyataannya dia wajahnya seperti bintang film india yang seringkali kusaksikan di TV. Ada pertanda titik di dahinya.
“Benarkah di sini cari pesuruh rumah tangga, bu?” tanyaku.
“Iya betul, dik”
“Saya ingin menikah dengan, bu” ikatku. Dia menamatiku sesaat.
“Silahkan masuk dahulu, dik” ajaknya. narasi seks pembantu
“Nama kalian siapa? Dan kalian darimanakah, dik?” tanyanya.
Aq juga mengulas diriku apa yang ada, terkecuali tentu saja pengalamanku 3 thn jadi PRT pak N.
“Baik, kalian saya terima bekerja di sini, Nis. Dengan upah 450 ribu satu bulan, tetapi kalian wajib jalani eksperimen saat lagi 1 bln. Jika tidak ada masalah akan saya gunakan terus. Bagaimana>” ucapnya.
Aq lantas menggangguk, masalahnya upah 450 ribu buat seorang pesuruh tinggi sekali menurutku.
Dahulu pak N juga aq cuma di upah 300 ribu, tentu saja di luar ‘trik (baik berbentuk uang atau barang)’ yang kuterima karena pelayan seks ku.
Kamarku di tahapan belakang. Sehabis istirahat sesaat, aku juga mulai membantu tugas bunda barusan yang namanya kenyataannya Hesti, seorang turunan India. Menurut dia dia ada di situ bersama suami dan 2 anak lelakinya yang membuka toko konveksi.
Satu minggu bekerja di sana, saya mulai ketahui anak buah keluarganya. Suami Bu Hesti namanya Pak Ranu, dan dua anaknya lelaki Zaki dan Arga. Jika melihat mereka sepintas saya menjadi ingat bintang film Syahrukh Khan.
Tampan dengan badan tinggi tegap atletis dengan bulu-bulu di dadanya. Orang India bisa dibuktikan terkenal elok dan tampan. Aku juga terus sukai pada keluarga itu karena mereka kenyataannya ramah. Bahkan juga seringkali saya dibawanya makan malam bersama semeja.
“Minumlah ini madu India, supaya kalian tidak mudah cape,” mengajak Bu Hesti pada sebuahacara makan malam bersama sekalian memberikan satu gelas minuman warna kuning emas. Saya ragu menerimanya. Sementara anak buah keluarga lain sudah ambil satu gelas masing-masing.
“Ini bisa dibuktikan minuman simpanan kami, Nis. Tidak bisa terlampau seringkali diminum, justru tidak baik. Dua minggu sekali cukup masalahnya dampaknya hebat.. ha.. ha.. ha..!” Sahut Pak Ranu disongsong tawa Zaki dan Arga.
“Kamu akan merasai manfaatnya nantinya malam, Nis,” ikat Zaki tanpa kuketahui tujuannya. Kembali lagi disongsong tawa mereka sekalian masing-masing mulai minum, terkecuali Bu Hesti. Aku juga perlahan-lahan mencicipnya.
Ada rasa yang manis dan masamnya. Bisa dibuktikan seperti madu, tetapi sehabis minum beragam teguk saya rasakan tubuhku hangat justru cukup panas. Semua habiskan minumannya, karena itu aku juga melakukan perbuatan begitu. Baru sehabis itu kami makan malam.
“Tidurlah jika kau cape, Nis,” perintah Bu Hesti sehabis kami usai bersihkan piring jam 8 malam. Tidak umumnya saya tidur sepagi itu, tetapi entahlah mengapa saya merasa mataku berat dan perutku panas. Saya masuk kamar dan rebahkan diri.
Tetapi rasa panas di perutku kenyataannya justru semakin menjadi dan menyebar ke semua badanku. Saya tidak kuat untuk tidak meremas toketku kurangi rasa panas tersebut. Selanjutnya meremas-remas semua badan sampai sekitar bawah pusar dan pahaku. Daya ingatku selekasnya melayang-layang pada remasan-remasan Pak N.
Sudah cukup lama saya tidak bersetubuh dengan lelaki itu, apa sekarang ini badanku sedang menuntut? Genting, pikirku, jika betul itu terjadi. Saat lagi ini saya cuma meperbuat hubungan seksual aman dengan Pak N. Belum sama pria lain. Belum habis pikiranku kacau tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan masuk Pak Ranu. Cepat-cepat saya hentikan aktivitas tanganku.
“Kamu terlihat sakit, Nis?” tanyanya sekalian duduk di pinggir ranjangku.
“Eng.. eng.. tidak, pak,” sahutku perlahan. Tetapi Pak Ranu selekasnya lekatkan telapak tangan di dahiku.
“Betul, Nis, badanmu panas sekali. Kalian wajib selekasnya diobati. Cepat tengkurap, agar kupijat sesaat untuk turunkan panasmu.
Jelek-jelek ini saya pandai mijat lo..” perintahnya. Dan, mungkin karena saya merasa tindakannya seperti ortu pada anaknya karena itu saya menurut. Saya telungkup dan sesaat selanjutnya kurasakan bokongku dinaikinya dan punggungku mulai dipijat-pijatnya.
Tidak hanya punggung, tetapi tangannya ke bahu, leher, pinggang justru berubah-geser ke kiri-kanan sampai terkadang menyenggol sisi luar toketku. Saya diam saja, tapi sehabis saya merasa bokongku ditekan-tekan oleh bokongnya, mulai saya tidak tenang.
Pengalaman seksku dengan Pak N membuatku bisa rasakan pada saat pria sedang naik gairah syahwatnya. Demikian juga Pak Ranu waktu itu. Pijatannya tambah berani. Dianya mulai meremasi tetekku dan bokongnya menekanku keras-keras. Saya bentrokan tapi tidak memiliki daya.
“Pak! Jangan, pak!” seruku sekalian berusaha singkirkan badannya. Tetapi mana mampu saya menantang badan besar kekar tersebut. Bukan hanya itu entahlah mengapa saya justru mulai turut terangsang. Antara perperbuat Pak Ranu sekilas-sekilas saya ingat perperbuat sex Pak N padaku. Uugghh.. aakk.. aakkuu.. justru menjadi terangsang.
Saya tidak bentrokan kembali saat dasterku diambilnya ke atas sampai tinggal beha dan celana dalamku. Saya ditelentangkannya posisi dianya masih tetap mengangkangiku. Dibukanya t-shirt yang dipakainya piyama tidurnya.
Dan.. edan saya melihat benjolan besar dibalik celana dalam nya dan sejurus selanjutnya nampaklah sang tongkat penggadanya yang panjang besar lebih kurang 20 cm berdiameter 4 cm! Behaku direnggutnya kasar demikian juga celana dalamku. Badanku tidak meperbuat perlawanan apapun itu saat dia menggumuliku mati-matian.
Dan.. bless langsung saya disikat dan dipacunya. Saya ingat pengalamanku dengan Pak N. Ingat bagaimana dianya menyetubuhiku. Sama tindakannya dengan Pak Ranu. Saya tidak mengerti saat pahaku justru menjepit paha Pak Ranu dan.. menyongsong gejokannya dengan perputaran pinggulku. Syahwatku turut kebakar!
Entahlah berapakah lama Pak Ranu terus memacuku masuk keluar turun naik sekalian mulutnya mengenyut-ngenyut tetekku. Saya cuma dapat menggeleng-geleng kepuasan dan kelojotan merasakan badai hempasannya sampai saya tidak kuat kembali untuk meredam orgasme. Saya bergidik kemarin.. Cruut.. suur.. suur.. badanku berkejat-kejat menumpahkan mani.
Pak Ranu membabatku lebih keras, tidak perduli cairanku memperlicin jalannya. Mungkin nyaris tidak berasa karena besar dan panjangnya masih tetap mampu penuhi lubang V-ku. Sleebb slebb jlebb jleebb.. bunyi tusukan-tusukannya.
Mungkin lebih kurang 30 menit sudah berakhir saat saya orgasme yang ke-2 kali.. seerr.. seerr.. serr.. klenyer.. kembali saya terkejat-kejat sampai belasan kali. Sejurus selanjutnya hentakan Pak Ranu sebegitu keras menekanku. Dalam-dalam gadanya dilelepkan di V-ku lantas bokongnya berkejut-kejut sampai belasan detik. Lantas diam tenggelam. Dianya ejakulasi. Napas kami terengah-engah.
“Kamu luar biasa, Nis,” bisiknya sekalian mencium bibirku,
“Kelak kembali, ya,” ucapnya tidak kumengerti.
Dia bangun, kenakan bajunya lantas keluar membiarkanku terlentang telanjang di tempat tidur. Belum habis capeku dipacu Pak Ranu, masuk Zaki ke kamarku.
“Permainanmu hebat sekali, Nis. Saya ingin donk..” ucapnya sekalian mulai melepas bajunya sampai bugil. Saya selekasnya tutup badanku dengan selimut, tetapi tidak berkegunaaan karena tidak lama kemudian dia sudah hebat selimutku badanku ke dekapannya.
“Jangan, Mas Zaki,” protesku tidak memiliki daya.
“Tidak apa, Nis. Papah katakan kalian sudah tidak perawan kembali kan? He he he..”
“Jangan, mas..” tetapi suaraku lenyap ditelan bibirnya yang melumat garang bibirku. Tangannya liar menjelajahiku sekalian mendorongku lagi terjelepak di tempat tidur. Kecupannya menyebar menjulur dari bibir turun terus.
Ke tetekku, putingku, perut, pusar, pubis sampai pada akhirnya sampai di V-ku. Menelusup gesit masuk gua garbaku. Mengobok-obok dalamnya. Saya kembali terpikir permainan Pak N. Tapi yang ini tambah edan .
Bacaan Seks Ngentot 2022 Dipaksakan Tetapi Menikmatinya
Syahwatku menjadi menggelegak meng ikuti irama lidah Zaki. Dianya putar badan sampai kami 69, menimbarkan zakarnya ke mulutku. Edan! Lebih panjang dan besar dibandingkan bapaknya. Tanganku tidak mampu memegangnya dan mulutku tidak mampu memuat semuanya. Paling cuma setengah yang masuk.
Karena itu perlombaan menjilat dan mengisap juga diawali. Kami sama-sama memuasi. Rasanya sampai beberapa jam waktu saya merasa wajib menumpahkan maniku dan dijilatinya sampai pungkas habis. Sementara punya Zaki masih tetap tabah tegang walaupun licin oleh ludahku.
Selanjutnya dia putar badannya kembali dan menusukkan pentungannya ke memekku yang sudah cukup kering. Preett..
“Iiih sakit, mas..,” desisku menggigit bibir dan merengkuh punggungnya karena berasa tangkai penisnya masuk demikian dalam sampai saya kesakitan.
“Sabar, Nis. Sesaat lagi nikmat,” bisiknya.
Kupeluk punggungnya erat-erat saat badanku terangkut karena sikatannya. Shlleeb shleeb shleebb.. tangkai penis besar itu menumbukku seperti alu tumbuk lesung.
Masuk keluar, turun naik, sampai cairan nikmatku mengucur kembali menjadi merasa sakit juga bertidak lebih. Dan kepuasanku semakin bertambah pada saat bulu dadanya menggesek-gesek putingku. Pahaku terus menganga lebar. Mataku terpejam-pejam nikmati remasan dan belaian tangan kekarnya di sekujur badan.
“Akh.. akhu ingin keluar, Nis..” Lantas jreet.. jreet.. jroot.. jrot.. jrut.. bokongnya menyentak-nyentak. Badannya kaku menegang saat spermanya menyemprotkan rahimku sampai basah kuyup. Semburannya kuat sekali.
“Akk.. saya dapat hamil, mas,” desisku senang karena saya orgasme kembali.
“Jangan khawatir, Nis, kami punyai obat pencegah hamil,” jawabannya sekalian menggelontorkan badannya ke segi. Dan.. belum Zaki turun dari tempat tidur, sang Arga sudah mengganti menaikiku. Badannya sama atletis dengan Zaki. Tetapi stylenya lebih liar.
Demikian Zaki keluar kamar, aku juga diangkatnya supaya menempati tangkai penisnya lantas diminta menungganginya kencang-kencang. Tangannya turut memegang pinggangku dan melemparkanku turun naik. Zakarnya menyikat ke atas tiap bokongku turun.
Edan! Badanku seperti bermainan. Tangannya beralih ke tetekku dan meremasinya sampai saya mendesis-desis, di antara sakit dan nikmat. Remuk rasanya memekku digempur bapak dan dua anaknya yang tangkai penisnya memiliki hebat. Dan.. saya kembali orgasme malah saat badanku dilontar ke atas, menjadi punggungku cukup meliuk ke bawah rasakan tersalurnya syahwatku untuk beberapa kali.
“Sudah, mas, cukup..” pintaku karena kecapekan. Tapi Arga tidak menggubris.
“Saya belumlah cukup, Nis. Kau wajib dapat keluarkan spermaku baru saya senang..” Dan lemparannya masih tetap terus jalan sampai 1/2 jam kembali.
Hingga kemudian dianya stop lantas tangannya menekan pinggangku lekat-lekat ke zakarnya, selanjutnya berasa bokongnya naik-lonjak menyembur cairan hangat. Kembali lagi rahimku disemprotkan sperma hasil ejakulasi. Tidak berasa sperma bapak dan dua anaknya penuhi sela memekku.
Pintu kamarku terbuka dan masuk Pak Ranu dan Zaki sekalian mengusung satu gelas minuman. Ke-2 nya telanjang.
“Minumlah ini, Nis, agar kalian tidak hamil,” Pak Ranu memberikan gelasnya padaku. Aku juga meminum tanpa berpikir panjang, karena saya sangat takut hamil dan haus sekali sehabis layani tiga maapabilan ini beberapa jam.
Rasanya seperti minuman kuning yang barusan kuminum. Tubuhku menjadi hangat kembali dan.. nafsuku bangun kembali. Saya menjadi sadar tentu minuman ini dibubuhi obat perangsang. Tetapi kesadaranku selekasnya lenyap saat merasa badanku ditunggingkan oleh Zaki. Selanjutnya..
Ya, malam itu dengan beringas ke-3 orang itu mengerjaiku tadi malam jemu tanpa istirahat sesaatpun. Mereka berganti-gantian menyemprot sperma di rahimku, di perut, muka, mulut sampai telinga dan rambutku . Saya mandi sperma.
Dan entahlah berapakah kali aku juga alami orgasme yang teratur mereka telan berganti-gantian. Seringkali ke-3 celahku mereka memasuk bersama. Sela mulut, memek dan anusku. Badanku menjadi gelaran acara pesta mereka nyaris 10 jam lama waktunya, toh saat lagi itu saya tidak merasakan raih. Mungkin karena minuman bermanfaat itu?
Pagi hari Bu Hesti tiba dan mengusap badanku yang lemas lesu tidak mampu bangun.
“Maaf, Nis. Saya sudah tidak mampu layani suamiku yang hiperseks menjadi saya cari orang alternatif,” ceritanya.
Mataku masih tetap terkantuk-kantuk karena dampak obat perangsang. “Semoga kalian kerasan di sini, dan kami akan bayar berapa saja yang kalian meminta..” sambungnya.
“Aa.. apa sudah sebelumnya sempat ada pesuruh yang dibeginikan, bu?” tanyaku lirih.
“Sudah, Nis. Tetapi cukup banyak cuma bersi kokoh 2 hari.. lantas meminta pulang. Saya berharap kalian kuat, Y Nis. Saya akan siapkan beberapa obat untukmu.. Ini minumlah obat untuk memperkuat dan bersihkan rahimmu,” dianya menimbarkan sebotol obat yang namanya tidak kumengerti karena menggunakan bahasa asing.
“Ini kali kalian bisa istirahat sepanjang hari,” lantas dianya keluar kamar.
Aku juga tertidur pulas. Baru siang hari bangun untuk mandi dan makan. Bu Hesti melayaniku seperti anaknya sendiri. Simak juga: Bacaan Seks Terkini Sesaat Dengan Tante Untuk Uang
Kami tidak cukup banyak bicara. Usai makan saya kembali lagi ke kamar. Bersihkan tempat tidur, menukar sepreinya yang penuh bintik sperma dan mani. Lantas saya tidur kembali. Sampai jam makan malam datang dan saya diundang untuk makan bersama kembali, dan minum cairan kuning emas itu kembali. Dan..
“Nis, kalian sudah kuat untuk layani kami kembali nantinya malam kan?” Bertanya Pak Ranu sekalian senyuman kepadaku. Saya ragu dan pilih diam.
“Kamu jangan khawatir hamil, Nis. Obat kami benar-benar manjur,” lanjut Zaki.
“Dasarnya saat lagi di sini, kami cari kepuasan bersama Nis,” ikat Arga sekalian menyeringai nakal.
Jadilah, pada akhirnya hampir tiap malam sampai pagi saya layani ke-3 ayah beranak yang edan sex tersebut. Untung staminaku, ditolong beberapa obat pemberian Bu Hesti, cukup kuat untuk memikul kepuasan untuk kepuasan tersebut.
Sampai 2 bulan lama waktunya saya “dikontrak” mereka, sampai pada akhirnya mereka mulai jemu dan ingin cari wanita lain. Saya dikasih cukup banyak uang saat tinggalkan rumah mereka.