RAHASIA ISTRI PENJUAL JAMU part12~
Matahari sudah merangkak tinggi, sinarnya menerobos lewat celah-celah ventilasi dapur, membentuk pola-poa cahaya di lantai yang sedikit berdebu. Aroma khas rempah-rempah memenuhi udara, bercampur dengan
Matahari sudah merangkak tinggi, sinarnya menerobos lewat celah-celah ventilasi dapur, membentuk pola-poa cahaya di lantai yang sedikit berdebu. Aroma khas rempah-rempah memenuhi udara, bercampur dengan
Pagi itu, aku bangun lebih awal dari biasanya. Aku menyiapkan sarapan untuk Mas Sandy, seperti biasa. Telur orak-arik, roti panggang, dan secangkir kopi hitam, semuanya
Di malam hari, kedai jamuku selalu ramai dengan pelanggan yang datang silih berganti. Suara tawa, obrolan, dan nyanyian khas dari para pelanggan memenuhi udara, memberikan
Pagi itu, aku mulai mengolah jamu dengan cermat. Tangan bergerak lincah meracik bahan-bahan segar seperti kunyit, jahe, temulawak, dan bahan lainnya. Aku membersihkan setiap bahan
Ada saatnya dalam hidup ketika aku berhenti mendengarkan suara di luar, berhenti mengikuti langkah-langkah yang ditentukan oleh orang lain. Saat itulah aku mulai bertanya pada
Pagi ini, aroma rempah sudah menguar dari dapur sempitku yang selalu menjadi saksi bisu kesibukanku. Jam menunjukkan pukul 08.00. Seperti biasa, aku mulai meracik jamu-jamu
Kedai jamuku tidak pernah sepi dari pembeli. Suasana ramai dan hangat selalu menghiasi setiap malam. Dari sore hingga malam, pelanggan datang silih berganti. Mereka menikmati
Aku berjalan di samping Anita, merasakan langkah yang penuh semangat. Kami mendekati sebuah mobil sedan mewah yang terparkir di tepi jalan. Dua pria tampan dan
Sesampainya di depan rumah, aku mendapati pintu terkunci rapat. Ini aneh, karena biasanya pintu selalu terbuka ketika aku pulang dari pasar. Aku merogoh dompet, mencari
Seharusnya Rani mendengarkan apa yang dikatakan Siska. Selama tidak tampak ada yang harus dicemaskan, maka memang tidak ada yang harus dicemaskan. Begitulah kata sahabatnya itu.